Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Eksplorasi Pulau Tengkorak)

16 November 2018   07:41 Diperbarui: 16 November 2018   07:47 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelinci itu tanpa sadar berlari kencang ke arah sulur-sulur rapat yang tadi menghalangi jalan. Tentu saja akan cukup lubang-lubang yang ada di antara ikatan sulur itu untuk diterobos.

"Brrttt...sluurrpp"

Ketiga kawanan yang mengikuti dengan geli bagaimana kelinci itu lintang pukang berlari, terbelalak hebat! Sulur-sulur itu bergerak hidup menangkap kelinci yang ketakutan dan berusaha melwati lubang.

Lalu yang lebih mengerikan lagi terjadi! Kelinci yang meronta-ronta dari jeratan sulur itu terdiam seketika saat dari atas menyambar semacam bunga sebesar tempayan dan menyedotnya hingga habis!

Kontan 3 orang ini memundurkan tubuh mereka menjauh. Sulur-sulur tadi seperti sulur rotan biasa. tapi mempunyai semacam kepala tanaman. Hidup dan lapar!

Tanpa berunding lagi ketiga sekawan ini balik kanan. Ini berbahaya. Hutan ini menyimpan bahaya kejutan yang tak diduga. Mereka tidak tahu apalagi yang menunggu di antara pepohonan atau liana. Mungkin lebih baik mereka keluar hutan lalu memutari pinggirannya terlebih dahulu.

Kali ini tingkat kewaspadaan mereka pada level tertinggi. Mereka tidak mempunyai kompas. Jadi mereka akan mengandalkan semprotan Tet yang menjadi tanda pada pohon untuk petunjuk arah mereka kembali. Hutan ini sangat rapat dan membingungkan.

Lagi-lagi mereka terpaku diam! Semua tanda berupa cat berwarna mencolok tadi telah lenyap! Begitu saja. Seolah semua pohon dengan sengaja menghapusnya agar mereka kehilangan jejak. Bahkan semak-semak kecil yang tadinya baru saja mereka terabas untuk lewat telah menutup kembali seperti semula.

Ketiganya memucat. Mereka terjebak. Hutan itu hidup dan sekarang memerangkap mereka di dalamnya. Menunggu mereka lengah sebelum akhirnya bisa dimangsa.

----

Kuantan Singingi, 13 Nopember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun