Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri Tulang Belulang (Pulau Persembunyian)

6 November 2018   14:28 Diperbarui: 6 November 2018   17:51 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelumnya; Pasukan Kematian

Ben sangat fokus. Kapal ini memang canggih. Tapi perairan di sekitar Skull Island ini terlalu berbahaya. Karang bertonjolan nyaris di semua tempat. Dan itu belum seberapa. Dari layar monitor peta bawah laut, Ben melihat di bawah permukaan laut siap mengancam stalaktit-stalaktit runcing berwarna merah mencolok yang sewaktu-waktu bisa mengoyak lambung kapal.

Stalaktit? Kenapa banyak stalaktit di bawah permukaan laut? Bukankah bilah batu panjang runcing itu hanya ada di permukaan gua? Ben mengerutkan keningnya bertanya-tanya. Apakah itu hanya semacam benda yang punya kemiripan saja? Tapi dari bentuknya, Ben yakin sekali itu adalah stalaktit. Tidak salah lagi. Ben mengguncang kepalanya. Dia harus fokus. Urusan stalaktit nanti akan dia tanyakan ke ahlinya. Rabat.

Ben merasa sepi. Ran dan Tet tidur di belakang ruang kemudi. Rabat dan Cindy di bawah. Mereka berdua kebagian tugas mengawasi ruang laboratorium dan berjaga-jaga di sana. Sebelumnya Ran telah memeriksa ruang senjata dan menemukan bahwa senjata aneh yang mereka kira dulu adalah prototype atau masih dalam riset, ternyata sudah berfungsi dan bisa dipergunakan. Ran yang tahu bagaimana mekanisme sebuah senjata paham betul senjata itu sangat mematikan. Tidak berpeluru biasa tapi berisi tabung laser. Tidak mungkin itu untuk manusia. Terlalu mahal.

Kapal Bio Research Alpha berdengung pelan. Suara mesin kapal nyaris tak kedengaran. Ben yang punya banyak pengetahuan tentang kapal terkagum-kagum dibuatnya. Kapal ini memang dibuat sedemikian canggihnya agar mampu menghadapi segala situasi.

Ben sudah meneliti peta. Ada beberapa tempat yang tepat untuk menyembunyikan kapal. Teluk-teluk kecil yang rumit. Dikelilingi tebing terjal dan tinggi. Malah ada satu teluk yang sangat unik dan aneh. Berbentuk teluk tapi seperti masuk ke dalam sebuah gua raksasa. Ke sanalah Ben berniat melabuhkan kapalnya.

Semua transponder sudah dimatikan. Namun Ben tidak yakin sepenuhnya bahwa kapal-kapal Bio Research tidak bisa melacak jejak kapal ini. Bumi sudah sangat telanjang bulat sekarang. Dimata-matai oleh ribuan satelit yang mengorbit di mana-mana.

Mudah-mudahan teluk aneh itu bisa menghalangi pindaian satelit.

Ben kembali fokus mengemudikan kapal. Dalam hitungannya, 2 Nautical Mile lagi dia sudah sampai ke tujuan.

----

Sementara di palka bawah. Rabat dan Cindy duduk siaga di depan laboratorium. Suara-suara gedoran memang sudah menghilang. Makhluk-makhluk aneh di dalam berdiam. Entah melakukan apa. Cindy tak ingin tahu. Perasaannya sangat tidak enak. Cindy merasa Pasukan Kematian di dalam itu sedang merencanakan sesuatu. Tidak mungkin makhluk rekayasa teknologi tingkat tinggi tidak punya strategi atau rencana jika sedang terjebak kesulitan.

Cindy yakin itu. Para kreator pastilah telah menyisipkan faktor-faktor koreksi di otak makhluk-makhluk itu dengan sebuah program komputer atau semacamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun