“maka bangkitlah puisi tentang bumi yang sedang sakit.”
“bagaimana jika langit mendadak rubuh karena terlalu diberati peluh akibat luka-luka baru yang terus menerus tumbuh di pipinya yang dikuruskan matahari?”
“maka terciptalah puisi tentang langit yang mesti segera disediakan peti mati.”
“bagaimana jika peti mati itu tak cukup kuat untuk membawa langit ke akhirat?”
“maka segera ditiupkan puisi sangkakala menyambut hari kiamat.”
“jikapun begitu, apa yang membuat kita bisa selamat?”
“Tidak ada. Bersiap-siaplah saja berhitung neraca. Sisi mana yang lebih berat.”
Bogor, 3 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H