Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ziarah Hutan

25 Juli 2018   13:51 Diperbarui: 25 Juli 2018   13:56 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin mengajakmu melakukan ritual ziarah.  Ke beberapa tempat yang dulunya menjadi saung bagi bidadari yang tersesat arah.  Juga tempat membasuh sayap bagi malaikat yang lelah.  Tempat-tempat mewah yang sekarang nyaris hanya menjadi kisah sejarah;

Mari kita pergi ke kuburan hutan.  Di sebelah sana itu terbaring beberapa keluarga orang utan.  Matinya seperti orang habis dilanun.  Kehilangan dahan-dahan untuk berayun.  Mereka bukan golongan pejalan kaki.  Tentu sulit bila harus hidup menyendiri di tanah yang berapi.

Di sebelahnya adalah pekuburan gajah.  Lihatlah tulang-tulang besarnya yang gagah.  Tetap saja harus menyerah pada nasib yang digunting pada saat peresmian proyek raksasa.  Tepat di jalur migrasi mereka.  

Lalu ada satu dua makam terpencar.  Itu adalah tempat harimau mencakar-cakar lapar.  di perburuan terakhir.  Ketika pada akhirnya mereka letih tergelincir. Karena babi dan rusa semuanya jauh terusir.

Sedangkan ini adalah pemakaman massal.  Segala jenis pepohonan yang dulu ada di ensiklopedia.  Sekarang justru ada dalam daftar toko-toko penyedia.  Segala jenis perabot dan perlengkapan manusia.

Aku ingin mengajakmu menancapkan batu-batu nisan.  Kita goreskan nama yang singkat saja;  Di sini terbaring hutan dan anak-anaknya yang teraniaya.  Setelah itu mari kita berdoa.  Semoga kita baik-baik saja.  Setelah apa yang kita perbuat kepada mereka.

Jakarta, 25 Juli 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun