Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Delapan Matahari

24 Juni 2018   18:02 Diperbarui: 24 Juni 2018   18:15 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada satu masalah yang harus dihadapi para ilmuwan.  Selama ini satelit dan benda angkasa yang diorbitkan selalu menggunakan battery yang memanfaatkan cahaya matahari sehingga energi yang dihasilkan bisa berkelanjutan.  Lalu bagaimana matahari buatan ini bisa terus beroperasi sedangkan energi penggeraknya tidak ada.  Semua memutar otak.  Diambillah keputusan berani.  Matahari buatan itu dioperasikan menggunakan energi konvensional.  Batubara dan minyak bumi.  Sumber energi itu disuplai dari bumi.  Sehingga tidak heran jika tiap hari terjadi lalu lalang transporter bahan bakar menuju orbit bumi.

Penambangan besar-besaran dilakukan.  Bumi digali habis-habisan.  Lautan dieksplor dalam pencarian sumber-sumber minyak mentah.  10 kali lipat dari aktifitas biasa ketika matahari masih ada.  Ibaratnya rahim bumi dipaksa melahirkan sebelum waktunya.

Batubara yang masih muda pun terpaksa akhirnya dipanen.  Lubang-lubang kawah bekas galian di muka bumi bertebaran di mana-mana.  Tumpahan minyak mentah di lautan berhamburan karena produksi digenjot habis-habisan. 

-----

Seluruh matahari buatan beroperasi sepenuhnya.  Panas yang dipancarkan menggeliatkan kembali kehidupan di bumi.  Sawah-sawah menghasilkan padi lagi.  Gandum dan kedelai sudah pula bisa dinikmati oleh penduduk bumi.  Suhu meningkat perlahan.  Sepertinya kehidupan akan berjalan normal.

Semua negara berkonsentrasi penuh memproduksi bahan bakar untuk 8 matahari buatan.  Diterapkan kebijakan semua sumber energi fosil khusus untuk menjalankan matahari buatan.  Hanya sedikit sekali yang diperuntukkan untuk kendaraan dan peralatan lainnya.  Orang-orang seolah kembali ke zaman pertengahan.  Kuda dan pedati menjadi transportasi utama.

Setiap peperangan yang berkecamuk di seluruh penjuru dunia berhenti.  Tidak ada lagi pabrik senjata.  Kalau pun masih ada sengketa dan perselisihan, pihak-pihak yang bertikai hanya bisa menggunakan senjata seadanya.  Pedang, kelewang, tombak, bahkan pentungan dan batu.

Tidak ada lagi tank tempur, kapal selam, pesawat tempur dan mesin-mesin perang lainnya.  Semua peralatan itu menjadi barang rongsokan.  Tidak ada bahan bakar.

-----

Semua orang bersyukur.  Meski hidup menjadi lebih sulit karena terbiasa dimanjakan oleh peralatan modern dan canggih, setidaknya bumi tidak jadi beku.  Setidaknya hari-hari tidak menggelap terus-terusan.  Sudah ada matahari.  Apalagi situasi kritis ini ternyata sanggup menghentikan peperangan.

Roda dunia berputar secara sederhana.  Cari, gali, tambang berproduksi, habis, cari lagi, gali lagi, tambang lagi, begitu seterusnya rutinitas yang dilakukan.  Semua demi tetap beroperasinya 8 matahari buatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun