Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bait-bait Ironi dan Elegi

7 Juni 2018   02:57 Diperbarui: 7 Juni 2018   03:12 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lumpuhkan saja ingatanku

Jika kau berharap aku melupakanmu

Aku tak bisa

Cintamu terlalu berbisa

Meracuni darahku yang mengalir kencang

Dengan kenangan pergi pulang

Robohkan saja langit di atas kepalaku

Kalau kau minta aku untuk tidak mengingatmu

Aku tak mampu

Cintamu seperti jamu

Pahit sekaligus menguatkanku

Guncangkan bumi dengan seribu puisi

Ketika kau menganggapku

Sepotong sunyi yang luluh lantak

Tentu aku akan memberontak melalui seribu lagi sajak

Hancurkan pembaringan tempatku tertidur

Dengan mimpi-mimpi yang lebur

Di dalam mabuknya bercawan anggur

Punahkan yang disebut tumpukan jerami

Di dalamnya aku menyimpan jarum berujung nyala api

Membakar hati untuk selalu mencintai

Pelalawan, 7 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun