Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hitam Putih Kota Tua

30 Maret 2018   10:41 Diperbarui: 30 Maret 2018   10:52 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Duduk bersamamu

Di hadapan teh cina dengan jeruk muda di dalamnya

Menunggu datangnya bus kota

Membawa kita ke sebuah tempat bernama kota tua

Kita sepakat untuk menelisik pertanda

Zaman seperti apa yang membuat kota itu nampak tua

Apakah dindingnya terkelupas karena usia

Atau oleh sebab-sebab lain yang tak kentara

Apakah atapnya berkerak karena terpanggang cahaya

Atau oleh musabab hujan berkepanjangan dengan membawa asam

Kita lalu saling menduga

Pernahkah kota itu dulu menanam cinta

Antara noni muda dengan pemuda berkulit coklat berikat kepala

Kita sepakat

Cinta itu tidak mengenal sekat

Bangsa mana, suku apa, derajat seberapa

Hitam putih cinta

Hanya masalah warna

Bukan tentang apapun yang membuatnya berbeda

Sampit, 30 Maret 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun