Puisi bergelimpangan di bawah tangga
Meringkuk hampir patah
Melihatnya tengkuk jadi meremang
Inilah tubuh-tubuh kosakata yang sengaja dilupakan
Lampu-lampu mulai dinyalakan
Di trotoar, perempatan dan taman-taman
Mengundang gerombolan ngengat datang
Sambil menggendong tubuh puisi yang cedera maupun gelap mata
Sayap-sayap kecil itu keberatan
Puisinya banyak memiliki arti dalam
Mengandung wasiat para empu dan tafsir golongan kyai
Walau terdapat beberapa petuah rusuh kawanan bajingan
Mendekati lampu
Berarti mempercayai garis nasib
Mendatangi malapetaka
Bermakna tak mau menantang akhir cerita seperti apa
Ngengat-ngengat itu berjatuhan
Dengan lega
Sampai sudah mereka pada takdirnya
Sebagai hamba yang patuh terhadap Tuhannya
Puisi-puisi itu berjatuhan
Membelasah di tanah merah dan beton basah
Sampai juga mereka pada kematian
Sebagai bagian dari sumpahnya terhadap kehidupan
Paling tidak, kata-katanya tidak terbuang
Tetap saja dipusarakan
Sampit, 25 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H