Begitu banyak tulisan berupa kisah drama bagaimana cara kematian itu datang. Â Kelak dia akan membukukannya. Â Siapa tahu dia bisa menjadi sangat terkenal sejajar dengan para maestro sastrawan. Â Bukankah kematian adalah tema paling menawan selain kehidupan?
-----
Petugas itu membereskan berkas laporan hari ini. Â Setelah ini dia akan menulis. Â Ada drama satu lagi. Â Inspirasi datang tadi pagi ketika sesosok jenazah diantarnya masuk ruangan. Â Jenazah seorang guru mengaji. Â Meninggalnya juga cukup ajaib kata keluarganya. Â Saat sujud ketika sedang menunaikan ibadah sholat Jumat.
Ini akan melengkapi semua drama yang telah ditulisnya. Â Kematian yang sempurna.
Setelah urusan laporan beres, petugas itu mengambil kertas dan mulai menulis. Â Temanya adalah kematian sempurna yang diharapkan banyak orang. Â Tapi entah mengapa. Â Setelah dia baca lagi hasilnya sangat berbeda dengan tujuan semula. Â Ini drama tentang seseorang yang begitu menyukai kematian. Â Dibacanya ulang hasil tulisannya baru saja;
"ketika seseorang begitu menyukai kematian, maka sesungguhnya dia sangat tidak menyukai ketika kematian itu mendatanginya. Â Karena itu adalah drama yang sama sekali belum sempat ditulisnya"
Petugas itu tercengang. Â Bukankah belum pernah ada jenazah yang datang dan keluarganya bercerita bahwa si orang mati itu menyukai kematian? Â Siapa orang yang menyukai kematian? Orang-orang selalu takut mati karena ketakutan terhadap hal buruk yang nanti akan menyambutnya di alam sana.
Petugas itu terbelalak dan menyadari ada sesuatu yang keliru! Â Dia menuliskan drama kematian untuk dirinya sendiri!
Namun lalu dia tersenyum. Â Untuk terakhir kalinya di kursi kaku yang di dudukinya. Â Ketika serangan jantung itu mencabut usia senjanya. Â Paling tidak dia sudah menulis drama kematian tentang dirinya.
Jakarta, 18 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H