Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menulisi Hening Dinihari

5 September 2017   02:10 Diperbarui: 5 September 2017   02:42 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulisi hening dinihari ternyata mirip dengan merenangi embun di permukaan daun di pagi hari

Jejak yang ditinggalkan sama, yaitu ketenangan

Rasa yang ditimbulkan sama, yaitu kedamaian

Melapisi permukaan langit malam dengan harapan ternyata sama dengan berteduh di bawah awan kala siang menyengat menerjang

Begitu sejuk

Begitu mendinginkan

Menghirup sebagian wajah bulan menggunakan sepenuhnya hati ternyata tak beda dengan mencelupkan kepala di telaga untuk melihat dasarnya yang dihuni lumut dan batu batu

Membuka ruang kesadaran

Menutup muak yang mulai berdatangan

Semua ada ketika suara suara sudah terlelap

Menjatuhkan semua gaduh ke negeri bawah sadar

Hening begitu murni

Namun bukan sunyi

Jakarta, 5 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun