Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jakarta Selamanya Berwajah Dua

31 Agustus 2017   14:34 Diperbarui: 31 Agustus 2017   15:12 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke Jakarta

Kembali bergaduh dengan riuh

Menemukan teriakan yang beberapa saat digantikan

Oleh suara gesekan pokok bambu di tepian kali

Dan burung burung prenjak pencari biji

Mendatangi ibukota

Serasa mendatangi malaikat berwajah dua

Sayapnya siap meniupkan badai

Bagi hati yang terlanjur lalai

Matanya yang sejuk menatap lembut

Sambil membimbing menaklukkan regimnya kota

Menatap tubuh Jakarta

Seperti menatap kengerian dan keindahan bersamaan

Suatu ketika duri duri mencuat membuat luka

Saat lain bianglala yang menyambung mulut gedung gedung tinggi

Tak terkalahkan cantiknya

Jakarta adalah rindu sekaligus pilu

Jakarta adalah cinta sekaligus duka

Pilihan yang mana

Semua berbalik pada hati, mata dan telinga

Jakarta, 31 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun