Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berharap Jendela Itu Terbuka

23 Juli 2017   19:11 Diperbarui: 23 Juli 2017   22:30 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sederhana

Sebuah harapan yang lama ditempa

Memandangi sebuah jendela

Masih setengah tertutup setengah terbuka

Bertopang pada aroma kemuning di bawahnya

Aku ingin melarut bersama cahaya bulan

Menelusup di sela sela pinggiran papan

Mengintip cermin di dalamnya

Barangkali memantulkan sekejap bayangan cinta

Itu akan membuat bahagia

Kalaupun tidak, aku mau menumpangi sehelai daun jatuh

Bersamaan dengan sebutir mangga yang luruh

Mendengarkan lamat lamat kidung megatruh

Nada nada rindu sedang melepas sauh

Setiap saat jendela itu akan terbuka menganga

Saat itulah aku siap dengan aji aji lama

Melangkahkan dekat melarikan jauh

Meneriakkan taklimat cinta telah berlabuh utuh

Jakarta, 23 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun