Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Labuhan Bajo Menuliskan Nada Alto

16 Juli 2017   10:34 Diperbarui: 16 Juli 2017   10:59 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerumunan kapal dan perahu

Mencadik laut Labuhan Bajo

Mengangakan mulut pelabuhan selebar lebarnya

Seperti mengatakan sesuatu kepada angin timur

;aku pecinta yang rindu dicinta.  Datanglah!

Bangunan bangunan lama berbaring kukuh direngkuh

Lengan pesisir yang selalu berperangai ramah

Mempersembahkan pagi tanpa sedikitpun amarah

Sebagai pembuka hari agar orang orang tak sedikitpun disengat lelah

Ada silhuet gagah di seberang sana

Menyapa sejenak dengan bisikan dibawa udara

;aku adalah penjaga duka.  Bagi rindu yang semula bermuram durja.

Bogor, 16 Juli 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun