Seteguk air putih hangat
Menjalari kerongkongan perlahan lahan
Ini serasa berenang di kolam Papandayan
Melebur sedikitnya pengap di ruang kerinduan
Air putih hangat semacam sesaji
Bagi hati yang tak mau berhenti bermimpi
Melarung sunyi di aliran sungai Cipamali
Tempat dulu kegaduhan mengisahkan Pakuan dan Majapahit berebut Tuan Puteri
Air putih hangat semakin menguatkan
Tentang semangat yang lupa padam
Bahwa dingin memang mudah terperangkap kesepian
Membeku di sela sela gigil yang terlalu dini dilahirkan
Minumlah pada ketika kau ingin katakan
Aku hendak taklukkan gunung anakan
Maka segenap syaraf kaki dan dadamu
Akan membawamu mendaki secepat gerakan nafasmu
Air putih hangat dengan do'a di ujung lidah
Melepaskan semua tuah
Tentang air yang diciptakan Tuhan
Adalah percik kehidupan yang tak boleh dipertaruhkan
Jakarta, 5 Juli 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H