Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Laron-laron Mencari Cahaya

20 Juni 2017   19:15 Diperbarui: 20 Juni 2017   19:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengurung diri di bawah sinar lampu yang redup.  Seekor laron menjebak sayapnya dengan sengaja.  Dia lelah beterbangan.  Dia tidak tahu kenapa tertarik pada terang.  Padahal petanglah yang melahirkannya. 

Pengembaraannya singkat saja.  Perintah dari tanah; Berhamburanlah.  Bawa remah remahku.  Tempelkan pada cahaya lampu.  Agar mereka ingat, remah remahku adalah kasihku.

Laron laron itu melaksanakan titah.  Menitipkan remah remah tanah.  Lalu melepaskan sayapnya sebagai bagian dari ibadah.  Membiarkan tubuhnya bergelimpangan menjadi serasah.

Jakarta, 20 Juni 2017

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun