Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Namanya Chandra

21 Mei 2017   10:27 Diperbarui: 21 Mei 2017   10:49 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka bertemu di cafe.  Berbicara seperti biasa.  Wanda romantis seperti biasa.  Salim terjatuh dalam pemujaan seperti biasa. 

Hanya saja Wanda kali ini menambahkan percakapan berat di ujung pertemuan.  Bercerita panjang lebar tentang keluarganya.  Ayahnya adalah pengusaha terkenal di ibukota. Terjebak dalam sebuah kasus terkenal.  Membuatnya masuk penjara hampir sepanjang sisa umurnya.  Ibunya adalah seorang wanita luar biasa penyayang yang sangat mengasihinya kemudian pergi meninggalkannya dengan tragis bersama segelas anggur dan sepercik sianida saat Wanda naik kelas 5 sekolah dasar.

Wanda dibesarkan oleh kakeknya.  Orang kaya lama.  Tumbuh menjadi gadis frustasi yang mencari cari bahagia dengan caranya sendiri.  Suatu ketika pernah bertanya kepada kakeknya, apa yang menjadi penyebab ibunya bunuh diri.  Kakeknya hanya mendengus pendek,”gara gara lelaki brengsek sedunia!”

Wanda mengira itu pasti ayahnya.  Pengusaha playboy.  Suka main perempuan.  Usahanya jatuh karena kasus memalukan.  Wanda sudah punya kesimpulan sendiri.  Tidak mendesak kakeknya lebih jauh.  Lagipula dia sedang antusias membaca buku diary ibunya yang belum selesai dibacanya.

Salim mendengarkan dengan patuh dan simpatik.  Kasihan Wanda.  Di akhir kencan, Wanda meminta bolehkah dia dibawa menemui keluarga Salim.  Ingin berkenalan katanya. Keluarga Salim adalah favoritnya tentang definisi bahagia.  Salim patuh dan tidak keberatan.

----

Malam minggu, Salim bersiap siap dengan pakaian terbaiknya.  Dia sudah memberitahu dan memohon kepada papa dan mamanya bahwa ada teman dekat yang akan berkunjung. Memberikan latar belakang tentang bahagia yang sedang dicari oleh seorang gadis patah asa.

Papa dan mamanya mengangguk mengiyakan.  Merasa simpati terhadap nasib gadis itu.  berusaha menyenangkan Salim.  Putera kebanggaan mereka.

Wanda datang dengan anggun.  Cantik, lembut dan menawan.  Membawa bingkisan kecil.  Coklat dari Belgia.  Kakeknya baru datang dari sana.  Salim menggandeng tangannya memasuki ruang makan dimana papa dan mama dan adik adiknya sudah menunggu.

Wanda memperkenalkan diri dengan sopan.  Salim memperhatikan.  Mama dan adik adiknya sangat menyukai Wanda.  Papanya juga.  Hanya satu kilatan waktu yang tertangkap Salim ketika papanya pertama kali menyambut uluran tangan Wanda.  Terpana seperti melihat hantu yang dikenalnya.  Setelahnya tidak ada perubahan apa apa.  Salim memutuskan tidak ada apa apa.

----

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun