Mohon tunggu...
Miltu Takin
Miltu Takin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Travel & Chill

Pengelana Kehidupan dan Berbagi Kisah

Selanjutnya

Tutup

Financial

Puan Maharani Dorong Literasi Keuangan untuk Perempuan Indonesia Berdikari

29 November 2021   11:22 Diperbarui: 29 November 2021   11:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemenuhan hak dan edukasi perempuan terkait sarana dan prasarana keuangan. Menurut Puan, literasi dalam penggunaan layanan atau jasa finansial harus dimiliki perempuan untuk menunjang kehidupan yang mandiri serta bebas dalam menentukan pilihan hidupnya sendiri.

"Literasi keuangan merupakan sebuah keutamaan yang harus dikuasai bila seseorang ingin berdikari. Pemahaman terhadap keuangan akan menentukan seberapa jauh kita bisa menentukan pilihan dalam hidup dan menunjangnya. Literasi itu bukan hanya tentang penghasilan atau kemampuan menabung, tetapi juga soal pemahaman aset, investasi, serta proteksi," ujar Puan.

Puan melanjutkan bahwa ada sebuah kebiasaan pada keluarga Indonesia bahwa literasi keuangan ini menjadi tanggung jawab laki-laki. Hal ini bisa jadi karena dalam masyarakat dipercaya bahwa yang menjadi bread winner atau penghasilan utama datang dari seorang suami atau ayah. Maka, penguasaan perempuan tentang keuangan ini terbatas hanya kaitannya dengan uang belanja atau 'masalah dapur'.

Menurut Puan, pakem itu zaman sekarang harus diubah. Terlebih, banyak perempuan kini juga menjadi tulang punggung keluarga. Pendidikan menyeluruh tentang finansial itu harus dipahami.

Tentunya bukan hanya dari sisi perempuannya saja, lembaga keuangan juga sudah harus mulai familiar untuk memberikan kemudahan akses keuangan pada perempuan. Misalnya saja, terkait pinjaman untuk usaha hingga akses investasi.

"Dari data yang saya terima, masih banyak juga lembaga keuangan yang tidak terbuka atau memberikan kesulitan akses finansial bila bila diketahui bahwa peminjam adalah seorang perempuan. Hal-hal seperti ini yang harus kita ubah bila ingin menciptakan kemajuan," ujar Puan.

Puan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan strategi keuangan inklusif yang dukung adanya edukasi serta literasi keuangan secara meluruh pada masyarakat. Maka dari itu, seluruh pihak sepatutnya mendukung demi pembangunan ekonomi di Indonesia.

"Ketika perempuan memahami produk, layanan, serta jasa keuangan yang mereka butuhkan, kemudian mendapatkan kemudahan akses, maka mereka pun bisa membebaskan dirinya untuk menentukan pilihan yang terbaik demi diri sendiri serta keluarga," ujar Puan.

Puan juga menekankan bahwa literasi keuangan ini bisa jadi meminimalisir perempuan yang terjebak dalam hubungan kekerasan dalam rumah tangga karena ketergantungan finansial keluar dari keadaannya. Atau, saat perempuan bisa memenuhi kebutuhannya, mereka pun bisa melindungi dirinya.

"Kemerdekaan finansial itu bisa juga diartikan tidak bergantung pada siapa pun untuk menghidupi diri kita sendiri. Ini sangat penting bagi perempuan dalam menyetir serta menentukan pilihan hidup terbaik bagi dirinya," ujar Puan.

Puan meminta untuk secara proaktif mengadakan literasi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan perempuan. Pengalaman perempuan, sebagai bread winner juga pasti berbeda dari laki-laki, sehingga membutuhkan portofolio keuangan yang berbeda. 

"Perempuan harus paham mengelola keuangan, bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan di rumah, tetapi juga seputar investasi dan proteksi. Bagaimana uang bisa digunakan secara produktif untuk melindungi keluarga dan dijadikan modal untuk kehidupan selanjutnya," ujar Puan.

Perempuan yang sudah memiliki penghasilan sendiri sepatutnya memahami ini. Terlebih, perempuan yang tidak memiliki penghasilan. Mereka harus berpikir bagaimana menyisihkan untuk keamanan dirinya dan keluarganya.

"Masalah finansial itu sensitif, tidak banyak dari kita yang membicarakan atau berbagai pengalaman finansial di antara teman-teman perempuan, hal ini harus mulai dilakukan. Untuk saling mempelajari pengalaman masing-masing, dan belajar berdaya bersama secara finansial," ujar Puan.

Puan menginginkan perempuan bisa berdikari dengan modal literasi keuangan yang memantapkan langkah mereka dalam kehidupan. Pasalnya, tidak bisa diingkari bahwa literasi keuangan bisa jadi ujung tombak kehidupan yang sejahtera.

"Kita bukannya harus gila mencari uang, atau mata duitan, tapi cerdas dalam mengelola uang yang kita miliki, berapa pun itu, untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dan sehat bagi diri kita sendiri serta keluarga," ucap Puan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun