Puan meminta untuk secara proaktif mengadakan literasi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan perempuan. Pengalaman perempuan, sebagai bread winner juga pasti berbeda dari laki-laki, sehingga membutuhkan portofolio keuangan yang berbeda.Â
"Perempuan harus paham mengelola keuangan, bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan di rumah, tetapi juga seputar investasi dan proteksi. Bagaimana uang bisa digunakan secara produktif untuk melindungi keluarga dan dijadikan modal untuk kehidupan selanjutnya," ujar Puan.
Perempuan yang sudah memiliki penghasilan sendiri sepatutnya memahami ini. Terlebih, perempuan yang tidak memiliki penghasilan. Mereka harus berpikir bagaimana menyisihkan untuk keamanan dirinya dan keluarganya.
"Masalah finansial itu sensitif, tidak banyak dari kita yang membicarakan atau berbagai pengalaman finansial di antara teman-teman perempuan, hal ini harus mulai dilakukan. Untuk saling mempelajari pengalaman masing-masing, dan belajar berdaya bersama secara finansial," ujar Puan.
Puan menginginkan perempuan bisa berdikari dengan modal literasi keuangan yang memantapkan langkah mereka dalam kehidupan. Pasalnya, tidak bisa diingkari bahwa literasi keuangan bisa jadi ujung tombak kehidupan yang sejahtera.
"Kita bukannya harus gila mencari uang, atau mata duitan, tapi cerdas dalam mengelola uang yang kita miliki, berapa pun itu, untuk menciptakan kehidupan yang bahagia dan sehat bagi diri kita sendiri serta keluarga," ucap Puan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H