Dengan demikian, peran "menuntun" dalam sistem pendidikan Among yang berbasis pada filosofi Ki Hajar Dewantara melibatkan aspek holistik dan menghargai keunikan individu, serta memperhatikan konteks sosial dan lingkungan sekitarnya. Guru memiliki peran penting dalam membimbing dan membantu siswa dalam mencapai potensi terbaik mereka, serta mengembangkan nilai-nilai moral yang baik.
KONSEP BERMAIN ADALAH SAMA DENGAN BELAJAR
Konsep bahwa bermain adalah sama dengan belajar merupakan pemahaman yang mengakui kodrat anak sebagai makhluk yang secara alami senang dan membutuhkan aktivitas bermain untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka. Dalam hal ini, bermain tidak hanya dianggap sebagai kegiatan yang menyenangkan semata, tetapi juga sebagai proses pembelajaran yang efektif.
Makna dari konsep ini adalah bahwa anak-anak pada dasarnya memiliki kemampuan belajar yang tidak terbatas dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Oleh karena itu, saat bermain, anak-anak secara alami mengeksplorasi, menemukan, dan belajar melalui interaksi dengan lingkungan sekitar mereka. Dalam hal ini, bermain menjadi cara yang alami dan menyenangkan untuk memfasilitasi proses pembelajaran anak.
Dalam pendekatan seperti Montessori dan Taman Anak Froebel, peran guru atau orang dewasa adalah untuk memfasilitasi aktivitas bermain anak dan membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara holistik. Dalam hal ini, guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada anak, tetapi juga membimbing anak dalam menemukan dan mengeksplorasi dunia sekitar mereka melalui bermain.
Dalam konteks kodrat anak, konsep ini menegaskan bahwa anak memiliki hak untuk belajar dan tumbuh melalui bermain. Oleh karena itu, dalam merancang sistem pendidikan dan pengasuhan anak, kita harus memperhatikan kodrat anak dan memberikan kesempatan dan lingkungan yang mendukung untuk bermain dan belajar secara alami.
KONSEP BUDI PEKERTI
KHD juga mengajarkan bahwa budi pekerti adalah konsep yang holistik, yang mencakup berbagai aspek kehidupan seperti agama, moral, etika, dan budaya. Dalam pandangan KHD, budi pekerti juga merupakan fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan damai.
Konsep budi pekerti menurut KHD juga melibatkan pembentukan karakter melalui proses pendidikan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. Pembentukan karakter yang baik tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu singkat atau dalam bentuk pendidikan formal saja, tetapi juga membutuhkan peran orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Konsep tersebut sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik, dan menjadi fondasi penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan damai. Oleh karena itu, budi pekerti harus menjadi bagian integral dalam pendidikan dan pengajaran, serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
ANAK BUKAN TABULARASA