Inilah yang akan menuntun kita mengambil keputusan yang etis dan bijaksana, tidak terjebak oleh bujukan moral. Meskipun tidak akan ada yang dapat dipuaskan semuanya, pasti akan ada kontradiksi, dan itu lumrah.
M yang keempat adalah Menganalisis/ Reasoning: menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
Pengambilan keputusan di sekolah selama ini, ada yang bertentangan dengan hati nurani atau nilai-nilai kebajikan universal. Misalnya ketika ada murid yang tidak layak naik kelas, tetapi harus naik, begitupun kelulusan.Â
Ketika menghadapi murid yang bermasalah, terkadang posisi guru menjadi dilema yang terkadang merusak hubungan personal sesama guru maupun kepala sekolah.Â
Namun, setelah mempelajari modul ini, dimana kiblat dikembalikan kepada nilai-nilai kebajikan yang universal, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah, membuka ruang hati agar lebih bijaksana dan legowo demi keberhasilan murid. Karena murid yang dihadapan kita bermasalah, masa depannya belum suram. Intinya, memuliakan murid dengan bersikap adil dan bijaksana.Â
Sebuah kecardasan yang harus dimilki guru selain kecerdasan emosional dan spiritual adalah kecerdasan mengatasi masalah (Adversity Quotion). Kita akan memiliki daya lenting yang kuat dalam menghadapi masalah yang tidak terduga.Â
Kecerdasan ini tergantung dengan respon pertama yang diberikan terhadap masalah yang datang. Jika menempatkannya sebagai tantangan, maka segenap jiwa akan menakhlukkannya, begitupun sebaliknya.
Sampailah kita pada M yang kelima, yaitu: Merancang ulang/ Reconstructing: menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang.
Untuk menghadapi kegiatan pembelajaran selanjutnya, saya berkeyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Pengalaman belajar selama ini telah membekali diri saya dengan kemampuan belajar mandiri, berpikir kritis, kreativitas menemukan solusi permasalahan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas, dan komunikatif dalam menyampaikan ide/gagasan, serta pantang menyerah.Â
Di kelas, saya akan menyelesaikan masalah dengan percaya diri menggunakan uji instrumen 9 langkah pengambilan keputusan. Apabila memukan murid bermasalah, saya bisa mengambil keputusan jika merupakan sebuah dilema etika dan tidak terperangkap pada bujukan moral.
Demikian Jurnal Refleksi Minggu Ke-18, semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi.....Salam dan Bahagia