Â
Berdasarkan diagram diatas, bentuk Early Warning System sendiri dapat dijabarkan sebagai berikut
Â
- Risk Knowledge : Menyediakan informasi penting untuk menetapkan prioritas untuk strategi dan pencegahan serta merancang sistem peringatan dini.
- Monitoring and Predicting: Sistem dengan kemampuan pemantauan dan prediksi menyediakan estimasi tepat waktu tentang potensi risiko yang dihadapi oleh komunitas, ekonomi, dan lingkungan.
- Disseminating Information: Sistem komunikasi diperlukan untuk menyampaikan pesan peringatan ke lokasi yang berpotensi terdampak untuk memberi tahu agen pemerintah lokal dan regional. Pesan tersebut perlu dapat diandalkan, sintetik, dan sederhana agar dapat dipahami oleh otoritas dan publik.
- Response : Koordinasi, tata kelola yang baik, dan rencana tindakan yang tepat adalah poin kunci dalam peringatan dini yang efektif. Selain itu, kesadaran dan pendidikan publik adalah aspek penting dalam mitigasi ancaman.
Â
Konsep Early Warning System relevan dipakai untuk menganalisa konflik di Laut China Selatan terhadap Indonesia. Hal ini dikarenakan situasi konflik yang tumpeng tindih serta belum ada kesepakatan yang jelas antar negara negara yang berlawanan satu sama lain. Sehingga potensi eskalasi konflik berdampak bagi keamanan Indonesia. Dengan dimikian jika dikaitkan konsep Early Warning System untuk menganalisa potensi konflik di Laut China Selatan, perlu dijabarkan keterkaitan bentuk EWS tersebut dengan kebijakan Indonesia selanjutnya.
Â
Risk Knowledge: Deteksi Dini Ancaman
Â
Langkah awal dalam EWS ialah deteksi dini ancaman, menghitung, mengumpulkan dan merancang potensi ancaman itu sendiri. Termasuk juga risiko-risiko yang muncul dalam setiap pengambilan kebijakan. Dalam konflik di Laut China Selatan, strategi merancang system peringatan dini melalui deteksi dini ancaman dapat dipetakan dalam diagram sebagai berikut:
Â
Gambar 2. Deteksi Dini Ancaman Konflik di Laut China Selatan Terhadap Indonesia