Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membuka Jalan Mengatasi Resistensi

25 Desember 2024   18:40 Diperbarui: 26 Desember 2024   06:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceritanya, aplikasi baru ini lebih integrated, lengkap dengan penyimpanan dan pengolahan data, dan fitur canggih lainnya. Jadi bukan sekedar alat buat meeting online dengan video. Tentu saja pengguna harus mempelajari dulu aplikasi baru ini, biar lancar penggunaannya.

Akan tetapi, ternyata orang-orang yg diajak, sejak awal sudah tidak bersemangat. Sebagian lagi mungkin sedikit lebih baik, walaupun agak terpaksa, tetap mencoba aplikasi ini, namun semakin lama, semakin tidak tertarik, dan setelah 1--2 minggu benar benar angkat kaki dari platform baru ini dan kembali menggunakan aplikasi lama.

Apa yang bisa Anda lakukan, sebagai orang yang mengajak?

Kalau saya ditanya apa yang akan saya lakukan, yang pertama terlintas, adalah mencoba membujuk, meyakinkan mereka bahwa aplikasi ini lebih bagus.

Setelah itu, tentu kita akan mendampingi mereka untuk mencoba, dan mengajarkan cara penggunaan, memperi tips dan sebagainya. Tentu juga menawarkan diri untuk siap membantu apabila yang bersangkutan, mengalami masalah.

Satu hal yang perlu diketahui, manusia memang memiliki kecenderungan untuk secara refleks akan menolak sesuatu yang hal baru. Penolakan ini bisa muncul saat itu juga, dan ada yang muncul sesudahnya.

Mungkin diawal dia karena merasa tidak enak, mencoba juga untuk melakukan hal baru ini, tetapi setelah merasa bingung, bisa jadi karena belum terbiasa, dan munculnya pikiran, wah sulit juga nih, maka penolakan akan muncul perlahan.

Apa yang menyebabkan seseorang resisten terhadap hal baru, biasanya juga berbeda satu sama lain. Hal ini harus dicari tahu. Apa penyebabnya, bisa jadi kekhawatiran tidak mampu menggunakan? Merasa tidak punya kemampuan mempelajari hal baru secepat orang lain, dan sebagainya.

Saya berpikir, bahwa saya harus terus mendampingi orang tersebut, sampai mereka benar benar nyaman menggunakan aplikasi baru. Komunikasi harus terjalin dengan baik. Selanjutnya kemajuan orang ini harus terus dipantau. Inilah versi sederhana dari change management.

Tentu kalau yang dihandle sudah berjumlah puluhan hingga ratusan orang atau lebih, maka, perlu dibuat metodologi yang lebih baik, dan tata kelola pelaksanaannya, sehingga hasil lebih terukur dan efektivitas lebih baik.

Change management juga akan mendalami dinamika yang dialami oleh individu ketika berhadapan dengan perubahan. Berdasarkan analisa mendalam, dibuatlah strategi yang jitu untuk meningkatkan level adopsi dan lebih mudah beradaptasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun