Mohon tunggu...
Millian Ikhsan
Millian Ikhsan Mohon Tunggu... Konsultan - Advisor

Belajar menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teknologi Membutuhkan Resiliensi

4 Desember 2024   15:27 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:39 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat kesulitan dan kerepotan pun bertingkat, dari yang paling sederhana, menggunakan aplikasi baru, melakukan proses dan prosedur melalui komputer, atau yang lebih rumit penerapan teknologi dalan sebuah operasional perusahaan. Kenyataan ini membuat ngeri kebanyakan orang.

Resiliensi dibutuhkan dalam proses transisi dari belum bisa, menjadi bisa dan sampai tahap jago, artinya benar-benar bisa mengoptimalkan manfaat.

Mungkin karena manusia pada dasarnya penuh pertimbangan. Memang tidak semua dari kita seperti itu, ada pula jenis manusia yang tidak perlu banyak mikir langsung tancap gas. Namun jumlahnya tidak banyak.

Saya akan berbagai pengalaman tentang situasi yang saya alami dalam beradaptasi dengan penggunaan artificial intelligence AI, dua huruf yang mengguncang dunia. Walapun saat ini yang paling populer dalam penggunaan adalah jenis generative AI seperti Chat GPT, Gemini, Bing Chat, yang memposisikan diri sebagai kecerdasan buatan menyerupai manusia.

Paling tidak butuh waktu hampir setahun untuk melakukan berbagai percobaan trial and error dengan alat ini. Butuh waktu cukup lama bagi saya, untuk dapat memposisikan alat ini sebagai alat bantu atau asisten digital saya. Dan yang paling penting tidak terjebak kepada keseragaman pola pikir dan keseragaman output pekerjaan. Kita memang harus berhati-hati dengan AI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun