Menurut teori, sumbernya adalah etika yang menjadi konsensus bersama. Konsensus ini berasal dari banyak dasar pemikiran, kepercayaan, kebiasaan dan banyak faktor lain. Bisa jadi penjelasan saya ini terlalu umum dan ada ada kemungkinan secara ilmiah tidak terlalu tepat pengungkapannya.
Nah, sekali mari kita kembali bicara tentang common sense. Apa sumbernya? Apakah sumbernya logika? Logika siapa?
Common sense diyakini adalah sebuah bentuk penilaian yang dianggap paling mirip dengan norma yang terdapat dalam masyarakat. Selanjutnya common sense juga terbentuk dari pengalaman pribadi seseorang, mungkin terpengaruh dari pendidikan, keluarga dan nilai moral yang melekat degan seseorang. Dan jangan lupa, etika dan logika juga berkontribusi dalam membanangun sebuah common sense dalam masyarakat. Walaupun tetap harus mampu menerima kenyataan bahwa etika dan logika setiap orang pun mungkin akan bervariasi pula.
Dengan memahami bagaiaman terbangunnya sebuah common sense dalam masyarakat, maka sebaiknya kebiasaan untuk menuding dan berkesimpulan dengan gegabah tampaknya harus dihindari. Karena penilaian dengan cara ini, bisa salah. Kemudian, jangan pula judgemental dan merasa paling benar. Menyikapi dengan cara ini mestinya harus dicoba.
Dengan adanya pemahaman bagaimana common sense itu terbentuk. Dan melihat begitu banyaknya situasi yang berkontribusi, maka penting untuk menjadi lebih bijaksana dalam mencoba memahami situasi.
Lantas apa pentingnya menelaah dan mengeksplor hal ini? Berpikir dan menggali lebih dalam sebuah fenomena kadang menyenangkan, namun terkadang tidak berguna. Lalu apakah pencarian kali ini bermanfaat ?
Terkadang kita hanya fokus kepada apa hasil dari pencarian ini. Bagaimana kesimpulannya? Apakah bisa bermanfaat?
Kita sering lupa bahwa manfaat yang kita bisa peroleh adalah dalam proses pencarian itu sendiri. Proses inilah yang memberikan manfaat besar, bagi kemampuan berpikir, kreativitas, imajinasi, daya inovasi, dan daya kritis seseorang. Mengasah kemampuan kita dengan kebiasaan inilah yang memberikan manfaat lebih besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H