"Yang terpenting, sebuah perubahan memang harus dimulai dari diri sendiri dulu. Setelah itu memberi edukasi pada keluarga sebelum kepada masyarakat luas." tanggapan Rika saat itu.
"Setuju, karena perubahan harus dimulai dari sebuah tindakan bukan omongan." tambah Ririn menyetujui.
Keesokan hari, di lingkunganku di adakan kerja bakti. Dari membersihkan selokan, sungai serta memangkas pepohonan yang sudah tak layak dan diganti dengan menanam pohon baru. Setelah kerja bakti selesai, Pak Gunadi menjelaskan akan pentingnya menjaga Lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, menekan pembuangan sampah di TPA dengan menimbun sampah yang sudah dipilah-pilah di belakang rumah, selain itu memanfaatkan sampah atau mendaur ulangnya, terutama plastik.
Karena jumlah sampah terbanyak di Indonesia masih didominasi oleh sampah berupa plastik. Tak hanya itu, beliau juga menghimbau agar setiap rumah minimal mempunyai tanaman. Setiap dua minggu sekali akan ada edukasi tentang perawatan tanaman hidroponik dan juga sistem tanam vertikultural. Di upayakan setiap enam bulan sekali akan diadakan kerja bakti dan sharing bersama. Karena menjaga Lingkungan, adalah tugas kita bersama. Saling gotong royong agar tercipta kerukunan antar warga.
Setelah beberapa bulan, aku mulai melihat perbedaan pada kotaku. Meski tidak signifikan, namun perubahan itu muncul sebagai bentuk kesadaran diri. Kini lingkungan perkotaan mulai nampak sedap dipandang mata. Karena sekali lagi perubahan di mulai dari hal terkecil dan itu dari diri sendiriÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI