Makam Raden Wijaya ke-IÂ
Selanjutnya, kami mengunjungi Makam Raja Kerajaan Majapahit terdahulu yakni, Makam Raden Wijaya ke-I beserta dengan makam permaisuri dan selir-selir beliau. Suasana di dalam makam tersebut sangat khusyuk dan asri.Â
Dikelilingi oleh pepohoan yang rindah dan area persawahan yang luas. Pada saat kami masuk ke dalam makam, tentunya harus melepas alas kaki, menjaga keheningan dan juga sopan santun sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan di kawasan tersebut.Â
Kami berbincang banyak dengan salah satu pengurus Makam tersebut mengenai makam siapa saja yang berhak untuk dibangun di daerah tersebut, siapa saja nama permaisuri dan selir - selir lainnya. Warna disekitar makam didominasi dengan kain berwarna Kuning, ada dupa, serta payung yang berdiri tegak di pinggir makamnya.
Museum MajapahitÂ
Sejarah Museum
Pada tanggal 24 April 1924 R.A.A. Kromodjojo Adinegoro salah seorang Bupati Mojokerto, bekerjasama dengan Ir. Henry Mcline Pont seorang arsitek Belanda mendirikan Oudheeidkundhige Vereeneging Majapahit (OVM) yaitu suatu perkumpulan yang bertujuan untuk meneliti peninggalan-pennggalan Majapahit.Â
OVM menempati sebuah rumah di Situs Trowulan yang terletak di jalan raya jurusan Mojokerto – Jombang km.13 untuk menyimpan artefak-artefak yang R.A.A. Kromodjojo Adinegorodiperoleh baik melalui penggalian, survey maupun penemuan secara tak sengaja.Â
Mengingat banyaknya artefak yang layak untuk dipamerkan, maka direncanakan untuk membangun sebuah museum yang tereaisasi pada tahun 1926 dan dikenal dengan nama Museum Majapahit.
MUSEUM