Mohon tunggu...
MiLi
MiLi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ukir rasa dengan kata.

Education - Poetry

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Sempurna

7 Januari 2025   14:27 Diperbarui: 7 Januari 2025   14:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia adalah makhluk yang selalu berusaha untuk menjadi sempurna, meskipun pada hakikatnya mereka diliputi oleh ketidaksempurnaan. Keinginan untuk mencapai kesempurnaan ini sering kali muncul dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari penampilan, karier, hingga hubungan sosial. Namun, ironisnya, justru dalam usaha mencapai kesempurnaan itulah manusia sering kali terjebak dalam kecemasan, ketakutan, dan tekanan yang tiada henti.

Ketidaksempurnaan adalah bagian mendasar dari eksistensi manusia. Tidak ada satu pun individu yang dapat mencapai kesempurnaan mutlak. Namun, masyarakat modern, dengan standar yang semakin tinggi dan ekspektasi yang kian berat, mendorong manusia untuk terus-menerus memperbaiki diri tanpa henti. Media sosial, misalnya, memperlihatkan gambaran kehidupan yang tampak ideal, seolah-olah kesempurnaan adalah sesuatu yang dapat dicapai. Hal ini membuat banyak orang merasa kurang, tidak cukup baik, dan terus membandingkan diri dengan orang lain.

Fenomena ini berkaitan erat dengan perfectionism, yaitu suatu pola pikir di mana seseorang merasa harus mencapai standar yang sangat tinggi dalam segala hal. Perfectionism dapat menjadi dorongan positif jika dikendalikan dengan baik, tetapi sering kali malah berujung pada kecemasan, rasa takut akan kegagalan, dan bahkan kelelahan mental. Salah satu bentuk ekstrem dari perfectionism adalah success anxiety, yaitu kecemasan yang muncul akibat tekanan untuk mempertahankan atau mencapai kesuksesan tertentu.

Success anxiety terjadi ketika seseorang merasa takut gagal setelah mencapai suatu pencapaian atau bahkan takut tidak mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan, baik oleh diri sendiri maupun oleh lingkungan. Ketakutan ini sering kali muncul karena individu tersebut mengaitkan harga diri mereka dengan pencapaian mereka. Akibatnya, mereka menjadi terjebak dalam siklus stres, bekerja tanpa henti, dan terus-menerus merasa tidak pernah cukup baik.

Pada akhirnya, kesempurnaan adalah ilusi yang dikejar tanpa akhir. Manusia perlu memahami bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari kehidupan dan menerima bahwa melakukan kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan berkembang. Alih-alih berfokus pada kesempurnaan, lebih baik kita berusaha untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri tanpa tekanan yang berlebihan. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih bermakna.

Memang benar manusia adalah makhluk yang sempurna. Tapi tidak ada yang namanya manusia sempurna.


Bukti nya, kita butuh manusia lain untuk ada di sekitar kita. Yang berarti, di sana ada ruang kosong yang perlu diisi oleh orang lain. Dan kita tidak menyangkal hal tersebut.

Ruang kosong ini yang kerap dijadikan alasan seseorang mencari kesempurnaan. Karena merasa tidak memiliki sehingga menjadi dorongan untuk memiliki. (Kaya gini bisa dibilang maruk ga sih ? pengen punya segalanya kan haha)

Kalau berbicara soal kesempurnaan, gue jadi inget, dulu itu ga kenal yang namanya mulai aja dulu. Prinsipnya, klaau mau mulai ya kudu perfect, soalnya malu juga sebenernya kalau gagal. Akhirnya ya beberapa waktu yang bisa dijadiin kesempatan, diabaikan karena merasa, ah gue belom cukup persiapan.

Seperti yang dapat diprediksi gimana ending nya. Padahal ga papa untuk setengah mateng di percobaan pertama. Kalau nyoba lagi dan terus, yaa pasti bakal mateng juga. Terdengar omong kosong memang buat orang yang cuma punya kesempatan nyoba satu kali itu aja. Tapi, gue cuma mau ngingtin, kalau nunggu sempurna, bahkan 10 menit kemudian aja kita akan merasa ada kurang dan kurang. Kalau mau gue kash tau, orang2 yang udah mulai duluan, sebenernya ga seperfect itu juga waktu pertama kali nyoba.

So, mulai aja dulu.
You were born to be real, not to be perfect. Sol Beat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun