Mohon tunggu...
M ilham Javiersyahh
M ilham Javiersyahh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Ar-Raniry

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Trauma Masa Lalu

25 Desember 2021   14:08 Diperbarui: 25 Desember 2021   14:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Trauma Masa Lalu Bisa Merusak Hubungan Percintaan Sekarang
Apakah kamu sering insecure dengan hubungan percintaan sekarang? Ketika dia tidak memberi kabar, pikiran-pikiran negatif langsung menerjang dengan membayangkan dia dengan siapa dan sedang berbuat apa.

Atau ketika bersama dengan pasangan yang sekarang, kamu kerap dikhawatirkan dengan kemungkinan pengulangan kejadian buruk masa lalu. Faktanya memang, mereka yang pernah mengalami pengalaman buruk di hubungan sebelumnya akan memiliki sensitivitas akut yang justru bisa merusak hubungan percintaannya sekarang.

Trauma Masa Lalu Berpengaruh pada Relasi Sekarang

Menurut Jill P. Weber Ph.D dari American University sekaligus penulis buku Having Sex, Want Intimacy, menyebutkan kalau manusia pada dasarnya memiliki respons naluriah fisiologis saat berhadapan dengan ancaman.

Kondisi yang sama juga terjadi ketika seseorang mengalami trauma hubungan percintaan di masa lalu, baik secara fisik maupun emosional. Mereka yang mengalami trauma hubungan di masa lalu akan membangun respons, bahkan sebelum peristiwa baru terjadi. Ini adalah bentuk pertahanan natural guna menghindari pengulangan kejadian yang sama.

Walaupun ini respons natural, tetapi bentuk pertahanan ini berpengaruh pada relasi yang sekarang. Ketika kamu mulai insecure, posesif, dan mulai membanding-bandingkan atau menyamakan pasangan yang sekarang dengan pasangan-pasangan sebelumnya. Jill P. Weber memaparkan tanda kalau seseorang punya trauma di hubungan sebelumnya sebagai berikut:

1. Panik ketika pasangan tidak bisa dikontak atau tidak mengontak

Ketika pasangan tidak bisa dikontak ataupun mengontak kamu mulai panik dan stres sendiri. Kamu mulai cemas dan memikirkan yang aneh-aneh dan kemungkinan-kemungkinan yang membuatmu semakin stres

Apakah pasangan menghilang, selingkuh, mulai menjauh, tidak menyayangi kamu lagi, karena gejala tidak mengontak, kemudian menghilang pernah terjadi sebelumnya di hubungan lalu.

2. Ketika tindakan pasangan menjadi 'trigger'

Pernah tidak pasangan yang sekarang mengatakan sesuatu, kemudian tiba-tiba kamu menjadi paranoid sendiri karena pasangan sebelumnya juga pernah mengatakan hal yang sama. Lalu, muncul kekhawatiran jangan-jangan pasangan sekarang sama dengan yang sebelumnya.

3. Bereaksi berlebihan

Kamu menemukan dirimu kerap bereaksi berlebihan terhadap segala situasi. Apapun yang dilakukan pasangan yang sekarang seolah serba salah. Dia “hanya” mengucapkan terima kasih tanpa emoticon pelukan ketika kamu membuatkan klepon dan wedang ronde, lalu kamu beranggapan pasti ada sesuatu yang salah.

Bahkan di momen yang seharusnya sweet, ketika dia memandangmu teduh sambil mengusapkan tangannya ke pipimu dan memperbaiki anak rambutmu, kamu berpikir dia akan meninggalkanmu. Dan kalau ditilik kembali, kamu pernah mengalami momen-momen yang kurang lebih sama di masa lalu, kemudian membandingkannya dengan relasi yang sekarang.
4. Sentuhan fisik membuatmu panik

Jika pasangan masa lalu pernah menyakiti secara fisik besar kemungkinan kamu akan sensitif dengan sentuhan fisik. Tidak hanya sensitif, malahan menjadi panik. Jika pasanganmu yang sekarang tidak tahu mengenai pengalamanmu , bisa jadi dia akan bingung dengan perilakumu dan ini akan memicu pertengkaran.

Berdamai dengan Masa Lalu untuk Menjaga yang Sekarang

Trauma masa lalu bisa merusak hubungan percintaan sekarang ketika kamu masih dibayang-bayangi masa lalu dan tidak move on. Sejatinya kamu tidak bisa menyamakan semua orang sama dengan mantanmu. Perilaku ini tidak hanya berdampak pada citra dirimu, tetapi juga hubunganmu dengan pasangan yang sekarang.

Pun, pasanganmu bisa jadi punya pengalaman dan “traumanya” sendiri. Ketika kamu hanya memusatkan diri pada traumamu saja, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan dengan semestinya?

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah jujur kepada pasangan mengenai pengalaman-pengalaman di relasi sebelumnya dan bagaimana kamu masih berjuang untuk pulih dari itu.

Setelah mengutarakan semuanya, bukan berarti kamu lantas bisa sesuka hati menumpahkan semua ke-insecure-anmu ke dia. Sebelum “meledak”, tarik napas dan pertimbangkan hal-hal ini:

Tanyakan pada diri sendiri apakah pemicunya berdasarkan kenyataan atau ketakutan? Tentu saja, jika kamu memiliki bukti langsung bahwa pasangan sekarang tidak dapat dipercaya atau tidak setia, maka kamu tidak perlu ragu untuk mengatakannya secara langsung.

Jika ketakutan didasarkan pada pola perilaku pasangan saat ini yang mirip dengan pasangan sebelumnya, komunikasikan hal itu. Namun, jika itu didasarkan pada rasa takut dari hubungan masa lalu yang tiba-tiba terpicu di hubungan baru, kamu perlu merekonstruksi pemikiran dan meyakini diri kalau pasangan yang sekarang bukan pasangan di masa lalu.

Penting untuk memberi tahu pasangan ketika kamu merasa dipicu oleh perilaku mereka, bahkan jika reaksinya tidak beralasan. Orang takut berbicara dengan pasangannya tentang topik sensitif karena dua alasan, yaitu takut ditolak dan karena berbicara tentang trauma ini membuat mereka rentan untuk mengalami luka lagi

Membicarakan dengan pasangan jauh lebih baik ketimbang kamu memproyeksikannya ke hubungan sekarang yang bisa merusak relasi yang saat ini dibangun. Pasangan yang tepat akan akan membantu pulih dan sebaliknya kamu juga semestinya belajar memulihkan diri sendiri dan membuka hati untuk perjalanan cinta yang baru.

Mau curhat soal relationship? Bisa ditanyakan ke aplikasi Halodoc. Psikolog yang ahli dibidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.

Untuk memperbaikinya, kamu perlu mengetahui tanda-tanda yang menunjukkan apakah kamu masih menyimpan trauma atau sebaliknya. Sudah siap? Simak penjelasan di bawah ini.

1. Masih sering mengaitkan kepahitan masa lalu dengan masa sekarang
Trauma masa lalu membuatmu kerap mengaitkan kekecewaan yang dihadapi sekarang dengan kejadian serupa yang kamu lalui di masa lalu. Sehingga keadaan ini membuatmu menjadi sosok yang lebih berhati-hati atau sensitif dalam menjalani hubungan percintaan.

2. Sulit mengambil resiko terhadap hubungan baru dan memilih menarik diri
Alih-alih gak ingin mengalami kepahitan seperti di masa lalu, kamu lebih memilih menarik diri dan merasa nyaman dengan kesendirianmu. Padahal di balik itu kamu hanya gak ingin mengambil risiko pada hubungan baru yang akan kamu jalani. Kamu takut gak siap mengalami kegagalan serupa karena itu sangat menyakitkan.

3. Banyak orang yang mendekatimu, tapi kamu kerap mati rasa
Berbagai pengalaman buruk perihal percintaan di masa lalu membuatmu hatimu gak mudah terbuka untuk orang lain. Mungkin kamu pernah dikhianati, direndahkan atau mengalami kekerasan oleh pasanganmu sebelumnya. Sehingga memori tersebut selalu menempel diingatan yang akhirnya menghalangimu percaya pada orang baru yang berusaha mendekatimu.

4. Kamu sering berpikir berlebihan yang membuatmu lelah sendiri
Pengalaman pahit mengajarimu untuk gak mudah percaya pada orang lain. Kamu jadi mudah curiga dan berpikir berlebihan. Keadaan ini pula yang membuatmu kerap menolak seseorang tanpa alasan. Jika gak menyadarinya bisa-bisa kamu akan terus sendirian. Cobalah ubah sudut pandangmu secara perlahan. Jangan terlalu mudah khawatir dengan hal-hal yang belum kamu jalani.

5. Trauma membuatmu menjadi bersikap lebih protektif terhadap pasangan
Begitu halnya saat kamu sudah memiliki pasangan. Ternyata trauma masih terus membayangimu. Hal ini nampak dari bagaimana kamu memperlakukan dirinya. Kehati-hatian serta kecurigaan menjadikanmu sosok yang lebih protektif padanya. Sah-sah saja sih, asalkan jangan berlebihan karena akan membuatnya gak nyaman saat bersamamu.

6. Sering merasa khawatir dengan hubungan yang sedang kamu jalani
Kegagalan cinta di masa lalu menyebabkanmu mudah khawatir pada kehidupan kalian. Baru saja hubungan dimulai kamu sudah memikirkan bagaimana jika nantinya gagal di tengah jalan atau dia mengkhianatimu. Sehingga meskipun sudah jadian, kamu masih sulit memberikan hatimu seutuhnya padanya. Kamu hanya ingin berjaga-jaga agar gak terlalu sakit ketika hubungan kalian berakhir.

7. Menutup diri dari pasangan dan berusaha mengatasi masalahmu sendiri
Ternyata kamu masih sulit terbuka dengan pasangan yang membuatnya kebingungan saat menghadapimu. Dia pun berpikir kamu belum sepenuhnya percaya padanya dan ini dapat menimbulkan masalah dalam hubungan yang kalian jalani. Tanpa kamu sadari ketidakterbukaan ini juga kerap memunculkan kesalahpahaman di antara kalian.

Seandainya kamu mengalami kondisi serupa dengan 7 hal di atas, jangan biarkan begitu saja. Belajarlah untuk melupakan kepahitan masa lalumu dan segera membuka lembaran baru.

Jika kamu kesulitan mengatasi traumamu sendirian, kamu dapat meminta bantuan ahli untuk menolongmu. Jangan biarkan kebahagiaanmu terenggut oleh kenangan pahit masa lalu yang seharusnya sudah kamu kubur dalam-dalam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun