Mohon tunggu...
M ilham Javiersyahh
M ilham Javiersyahh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Ar-Raniry

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Trauma Masa Lalu

25 Desember 2021   14:08 Diperbarui: 25 Desember 2021   14:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Bereaksi berlebihan

Kamu menemukan dirimu kerap bereaksi berlebihan terhadap segala situasi. Apapun yang dilakukan pasangan yang sekarang seolah serba salah. Dia “hanya” mengucapkan terima kasih tanpa emoticon pelukan ketika kamu membuatkan klepon dan wedang ronde, lalu kamu beranggapan pasti ada sesuatu yang salah.

Bahkan di momen yang seharusnya sweet, ketika dia memandangmu teduh sambil mengusapkan tangannya ke pipimu dan memperbaiki anak rambutmu, kamu berpikir dia akan meninggalkanmu. Dan kalau ditilik kembali, kamu pernah mengalami momen-momen yang kurang lebih sama di masa lalu, kemudian membandingkannya dengan relasi yang sekarang.
4. Sentuhan fisik membuatmu panik

Jika pasangan masa lalu pernah menyakiti secara fisik besar kemungkinan kamu akan sensitif dengan sentuhan fisik. Tidak hanya sensitif, malahan menjadi panik. Jika pasanganmu yang sekarang tidak tahu mengenai pengalamanmu , bisa jadi dia akan bingung dengan perilakumu dan ini akan memicu pertengkaran.

Berdamai dengan Masa Lalu untuk Menjaga yang Sekarang

Trauma masa lalu bisa merusak hubungan percintaan sekarang ketika kamu masih dibayang-bayangi masa lalu dan tidak move on. Sejatinya kamu tidak bisa menyamakan semua orang sama dengan mantanmu. Perilaku ini tidak hanya berdampak pada citra dirimu, tetapi juga hubunganmu dengan pasangan yang sekarang.

Pun, pasanganmu bisa jadi punya pengalaman dan “traumanya” sendiri. Ketika kamu hanya memusatkan diri pada traumamu saja, bagaimana hubungan kalian bisa berjalan dengan semestinya?

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah jujur kepada pasangan mengenai pengalaman-pengalaman di relasi sebelumnya dan bagaimana kamu masih berjuang untuk pulih dari itu.

Setelah mengutarakan semuanya, bukan berarti kamu lantas bisa sesuka hati menumpahkan semua ke-insecure-anmu ke dia. Sebelum “meledak”, tarik napas dan pertimbangkan hal-hal ini:

Tanyakan pada diri sendiri apakah pemicunya berdasarkan kenyataan atau ketakutan? Tentu saja, jika kamu memiliki bukti langsung bahwa pasangan sekarang tidak dapat dipercaya atau tidak setia, maka kamu tidak perlu ragu untuk mengatakannya secara langsung.

Jika ketakutan didasarkan pada pola perilaku pasangan saat ini yang mirip dengan pasangan sebelumnya, komunikasikan hal itu. Namun, jika itu didasarkan pada rasa takut dari hubungan masa lalu yang tiba-tiba terpicu di hubungan baru, kamu perlu merekonstruksi pemikiran dan meyakini diri kalau pasangan yang sekarang bukan pasangan di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun