Penting untuk memberi tahu pasangan ketika kamu merasa dipicu oleh perilaku mereka, bahkan jika reaksinya tidak beralasan. Orang takut berbicara dengan pasangannya tentang topik sensitif karena dua alasan, yaitu takut ditolak dan karena berbicara tentang trauma ini membuat mereka rentan untuk mengalami luka lagi
Membicarakan dengan pasangan jauh lebih baik ketimbang kamu memproyeksikannya ke hubungan sekarang yang bisa merusak relasi yang saat ini dibangun. Pasangan yang tepat akan akan membantu pulih dan sebaliknya kamu juga semestinya belajar memulihkan diri sendiri dan membuka hati untuk perjalanan cinta yang baru.
Mau curhat soal relationship? Bisa ditanyakan ke aplikasi Halodoc. Psikolog yang ahli dibidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah.
Untuk memperbaikinya, kamu perlu mengetahui tanda-tanda yang menunjukkan apakah kamu masih menyimpan trauma atau sebaliknya. Sudah siap? Simak penjelasan di bawah ini.
1. Masih sering mengaitkan kepahitan masa lalu dengan masa sekarang
Trauma masa lalu membuatmu kerap mengaitkan kekecewaan yang dihadapi sekarang dengan kejadian serupa yang kamu lalui di masa lalu. Sehingga keadaan ini membuatmu menjadi sosok yang lebih berhati-hati atau sensitif dalam menjalani hubungan percintaan.
2. Sulit mengambil resiko terhadap hubungan baru dan memilih menarik diri
Alih-alih gak ingin mengalami kepahitan seperti di masa lalu, kamu lebih memilih menarik diri dan merasa nyaman dengan kesendirianmu. Padahal di balik itu kamu hanya gak ingin mengambil risiko pada hubungan baru yang akan kamu jalani. Kamu takut gak siap mengalami kegagalan serupa karena itu sangat menyakitkan.
3. Banyak orang yang mendekatimu, tapi kamu kerap mati rasa
Berbagai pengalaman buruk perihal percintaan di masa lalu membuatmu hatimu gak mudah terbuka untuk orang lain. Mungkin kamu pernah dikhianati, direndahkan atau mengalami kekerasan oleh pasanganmu sebelumnya. Sehingga memori tersebut selalu menempel diingatan yang akhirnya menghalangimu percaya pada orang baru yang berusaha mendekatimu.
4. Kamu sering berpikir berlebihan yang membuatmu lelah sendiri
Pengalaman pahit mengajarimu untuk gak mudah percaya pada orang lain. Kamu jadi mudah curiga dan berpikir berlebihan. Keadaan ini pula yang membuatmu kerap menolak seseorang tanpa alasan. Jika gak menyadarinya bisa-bisa kamu akan terus sendirian. Cobalah ubah sudut pandangmu secara perlahan. Jangan terlalu mudah khawatir dengan hal-hal yang belum kamu jalani.
5. Trauma membuatmu menjadi bersikap lebih protektif terhadap pasangan
Begitu halnya saat kamu sudah memiliki pasangan. Ternyata trauma masih terus membayangimu. Hal ini nampak dari bagaimana kamu memperlakukan dirinya. Kehati-hatian serta kecurigaan menjadikanmu sosok yang lebih protektif padanya. Sah-sah saja sih, asalkan jangan berlebihan karena akan membuatnya gak nyaman saat bersamamu.
6. Sering merasa khawatir dengan hubungan yang sedang kamu jalani
Kegagalan cinta di masa lalu menyebabkanmu mudah khawatir pada kehidupan kalian. Baru saja hubungan dimulai kamu sudah memikirkan bagaimana jika nantinya gagal di tengah jalan atau dia mengkhianatimu. Sehingga meskipun sudah jadian, kamu masih sulit memberikan hatimu seutuhnya padanya. Kamu hanya ingin berjaga-jaga agar gak terlalu sakit ketika hubungan kalian berakhir.
7. Menutup diri dari pasangan dan berusaha mengatasi masalahmu sendiri
Ternyata kamu masih sulit terbuka dengan pasangan yang membuatnya kebingungan saat menghadapimu. Dia pun berpikir kamu belum sepenuhnya percaya padanya dan ini dapat menimbulkan masalah dalam hubungan yang kalian jalani. Tanpa kamu sadari ketidakterbukaan ini juga kerap memunculkan kesalahpahaman di antara kalian.