Selain itu, sebelum masuk ke area taman kami membeli tiket masuk seharga Rp 15.000,- per orang dan petualangan dimulai selepas dari gerbang loket pembelian tiket tersebut.
Di sepanjang perjalanan menuju ke air terjun yang merupakan atraksi utama dari destinasi wisata Srambang Park ini, kami disambut dengan berbagai macam bentuk spot foto yang sangat unik, menarik, estetik, dan instragramable.Â
Konsep utama wisata yang diusung oleh pihak pengelola Srambang Park adalah wisata berbasis alam dengan menggabungkan unsur penataan taman modern sehingga terlihat sangat rapi dan tertata dengan baik. Alur wisatawan dirancang dengan baik sehingga membuat kami nyaman untuk terus menyusuri jalan setapak yang ada meskipun harus menempuh jarak yang cukup jauh yaitu sekitar 450 meter dengan berjalan kaki.Â
Suasana yang teduh berhiaskan alunan gemericik air sungai yang mengalir mampu melepas seluruh kepenatan yang ada. Hingga tidak terasa kami mulai melalui jalur yang disusun dari bebatuan alami dengan samping kanan dan kirinya merupakan sebuah tebing yang diselimuti tumbuhan hijau menghantarkan kami semakin dekat dengan titik air terjun.
Suasana yang jauh berbeda mulai saya rasakan ketika berada hampir mendekati titik air terjun. Berjalan di antara dua tebing dengan perlintasan yang terbuat dari bebatuan alami seperti membawa saya masuk ke sebuah dimensi lain.Â
Hawa yang terasa semakin dingin, hempasan angin yang membesar, dan suara deruh air yang jatuh dari atas bukit terdengar dengan sangat jelas. Kondisi tersebut menimbulkan kesan gelap, lembab, dan singup bagi saya.Â
Namun, ketika air terjun mulai terlihat di depan mata semua rasa letih, penat, takut, dan ragu-ragu hilang seketika yang kemudian tergantikan dengan ketakjuban akan keindahan yang terpancar dari air terjun yang mengalir cukup deras.Â
Saya memutuskan untuk menikmati keindahannya dari kejauhan karena terlihat awan mulai sayup-sayup meredup pertanda hujan segera turun. Setelah itu, saya langsung membuka lensa kamera untuk mengabadikan keindahan Air Terjun Srambang Park melalui beberapa foto/gambar.
Ketika saya mengambil gambar, percikan air seperti hujan gerimis menyentuh lembut wajah dan tangan meskipun saya berada cukup jauh dari titik air terjun. Kesejukan yang tercipta membuat saya enggan untuk bergegas meninggalkan lokasi tersebut. Namun, ketika saya melihat awan yang semakin menggelap memaksa kaki ini untuk kembali melangkah melanjutkan perjalanan pulang. Â