Ketua Diaspora Muda Jawa Barat ini menyebutkan ada berbagai tantangan ketika menjalani studi sekaligus beribadah pada bulan Ramadan kali ini di negeri orang.
Selain lama waktu puasa, juga makanan yang jauh berbeda dari Indonesia. Kendati demikian, hal tersebut bukan menjadi halangannya dalam menjalani studi dan beribadah.
"Pastinya tidak seenak makanan di Indonesia. Tapi mau tidak mau harus menyesuaikan kan ya. Bisanya kalau saat buka puasa bersama menu makanannya Nasi Kebuli ditambah Roti Mas," bebernya gamblang.
"Kalau sehari-hari sih lebih suka masak, karena lebih kenyang dan lebih enak masakan sendiri dibanding beli makanan di luar rumah Mas," sambung Faiz Arsyad.
Untuk menjalani pendidikan di Rusia, baginya juga tidak mudah. Perlu melakukan adaptasi maupun penyesuaian. Mengingat ini pengalaman pertama kali bagi dirinya.
"Penyesuaian kurang lebih selama tiga bulan. Setelah itu, sudah normal seperti biasanya. Dan sekarang saya masih lanjut kuliah persiapan Bahasa Rusia sampai bulan Agustus nanti," kata Faiz Arsyad di akhir pembicaraannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H