Mohon tunggu...
Milchatin Sirfa
Milchatin Sirfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunga Bank Termasuk Riba?

10 Desember 2022   03:15 Diperbarui: 15 Desember 2022   07:38 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai readers dikesempatan kali ini penulis akan menjelaskan tentang hubungan sistem bunga dengan riba dalam bank konvensional dan bank syariah ya....

Pengertian bank sendiri sangatlah banyak dan beragam. Salah satunya adalah Bank adalah sebuah badan usaha yang tugasnya menghimpun dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat.

Jenis bank yang ada di Indonesia berdasarkan Operasionalnya dibedakan menjadi 2, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah.

Bank konvensional adalah bank yang cara operasionalnya konvensional atau cara kerjanya seperti bank pada umumnya. Bank ini terdiri dari bank konvensional dan bank perkreditan rakyat atau BPR.

Nah, satu lagi adalah bank syariah. Bank syariah dapat diartikan bank yang dalam operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah dengan pedoman dari Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Bank syariah ini terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Saat membahas tentang bank terutama berdasarkan Al Quran dan sunnah pasti terdapat perdebatan tentang sistem bunga. Sebagian ulama berpendapat jika sistem bunga dalam bank itu termasuk kedalam riba yang tentu saja dilarang dan diharamkan dalam Al Quran.

Sebelum lanjut kepembahasan selanjutnya, apakah readers sudah tahu apa itu bunga bank dan riba?

Bunga bank adalah pemberian imbalan dari pihak bank kepada nasabah atas sejumlah dana yang sudah nasabah simpan di bank yang bersangkutan.

Sedangkan riba jika dalam bahasa Arab artinya tambahan atau kelebihan. Jika diartikan secara sederhana, riba itu bunga yang melebihi jumlah dari pinjaman di awal atau intinya adalah penambahan nilai.

Para ulama sudah sangat lama mendebatkan tentang bunga bank ini, apakah termasuk kedalam riba ataukah tidak. Sampai sekarang pun masih menjadi perdebatan dan perbincangan yang hangat dan pastinya juga menimbulkan pro dan kontra terutama dikalangan umat islam.


Adanya perbedaan dan pertentangan tentang sistem bunga pada bank tidak luput dari adanya keberagaman pendapat yang menjadi sumber pendekatan saat menganalisis ataupun menafsirkan riba dalam ayat Al Quran ataupun hadist.

Dari beberapa pendapat disimpulkan 3 tentang persoalan bunga bank apakah termasuk riba atau tidak.

  • bunga bank itu termasuk riba dan oleh sebab itu diharamkan.
  • Syariat Islam membolehkan bunga karena dianggap tidak sama dengan riba.
  • bunga bank haram tapi karena belum ada jalan keluar untuk menghindarinya, maka diperbolehkan.

Meskipun telah ditetapkan 3 pendapat, namun para ulama dan cendekiawan muslim masij saja mendebatkan atau masih saja memiliki perbedaan pendapat tentang hukumnya bunga bank. Diantaranya: Abu zahrah, abu 'ala al-Maududi Abdullah al- 'Arabi dan yusuf Qardhawa mengatakan bahwasanya bunga bank konvensional itu termasuk dalam golongan riba nasiah yang dilarang oleh Islam.

Dari pendapat tersebut, umat islam tidak diperbolehkan melakukan kegiatan muamalah terutama transaksi dengan bank yang dimana bank tersebut mempergunakan sistem bunga. Namun, ada pengecualian yaitu boleh menggunakannya apabila dalam keadaan darurat sehingga ada keringanan.

Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi yang pandangannya juga dikuatkan oleh Al-Syirbashi, bahwasanya riba  tidak mengenal istilah darurat sehingga tidak ada yang namanya keringanan. Ia dengan  tegas mengharamkan adanya transaksi dengan bank konvensional yaitu sistem bunga karena sama dengan riba. 

Islam sangat  tegas tentang sesuatu yang di haramkan. Meskipun bunga dengan jumlah sedikit saja itu tetap haram. Namun jika terpaksa, maka meminjam uang di bank diperbolehkan.

Para ulama banyak yang sepakat tentang bunga bank itu termasuk riba dan diharamkan. Banyak forum internasional tentang ulama yang mengeluarkan adanya putusan fatwa bahwasanya bunga bank itu haram hukumnya.

Hukum untuk orang yang melakukan riba adalah (jally) dilarang Allah SWT dan Rasulullah Saw. Hal ini sama juga dengan penetapan bunga di perbankan, dimana dalam praktik kesehariannya sistem bunga di bank konvensional menyerupai riba. Yang artinya melipatgandakan pembayaran di akhir baik dari sisi pihak bank ataupun nasabahnya.

Padahal di Islam sudah dijelaskan tentang utang-piutang harus sama jumlahnya, yaitu jumlah yang dihutangkan harus sama saat pengembalian hutangnya kepada pemberi hutang. Dalam hal ini sama harusnya bank menerapkan sistem ini bukan malah melipatgandakan dananya.

Pada jaman sekarang ini masyarakat harusnya tidak usah resah saat menabung di bank, karena saat ini banyak bank dengan prinsip syariah yang artinya bank tersebut sesuai dengan syariat islam.

Pada bank syariah operasionalnya tidak sama dengan bank konvensional. Jika bank konvensional menerapkan sistem bunga, maka bank syariah ini sama sekali tidak menerapkan sistem bunga. Jadi, tidak usah khawatir mengenai akan terkena riba.

Selain menghimpun dana, bank syariah juga bisa digunakan untuk menyalurkan dana-dana sosial yang lain, yaitu diantaranya infak, sedekah, zakat dll. Hal tersebut tentu tidak bisa dilakukan pada bank konvensional.

Pasti readers bertanya-tanya tentang bagaimana bank syariah akan mendapatkan keuntungan jika sistem bunga tidak diterapkan?

Keuntungan yang diperoleh bank syariah didapatkan dari dana bagi hasil. Bagi hasil itu artinya bagi keuntungan dan hasil dimana pihak bank dan pihak nasabah akan melakukan kesepakatan bersama diawal.

Sekian penjelasan dari penulis tentang bunga bank dan hubungannya dengan riba. Semoga hasil tulisan penulis ini bisa membantu para readers untuk mengetahui bunga bank dan riba. Terimakasih~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun