Mohon tunggu...
Mila Trismayanti
Mila Trismayanti Mohon Tunggu... Administrasi - D'mee

Be the best yourself

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabut yang Menepi

10 Oktober 2019   21:51 Diperbarui: 10 Oktober 2019   22:00 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tertunduk sambil memainkan jari jemariku. Entah apa yang harus aku katakan. Rasanya banyak yang ingin aku tumpahkan namun saat berhadapan dengannya, rasanya semua hilang.

"Bagaimana kamu tau aku disini?"

"Tadi di kantor aku bertemu dengan Arya dan istrinya,"ujarnya.

Spontan aku terperanjat dan menoleh ke arahnya. Aku menatapnya seolah .rncari jawaban atas pertanyaan yang ada di otakku. 

"Salsa itu adalah rekan kerjaku. Aku tadi pagi diberi buket bunga dengan kode tulisan yang sangat aku kenal. Sebuah identitas kamu, Dinar. Aku penasaran dan bertanya pada salsa dimana ia membeli buket bunga itu. Dan dia mengatakan buket bunga itu dibuat olehmu, Dinar, sahabat suaminya." Donny menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. 

Aku tertunduk dan tak berani menatap mata pria yang disayangi itu. 

"Aku tahu ceritanya dari Arya. Dan aku bertemu dengannya tadi. Knapa Dinar? Kamu berbohong padaku kalo kamu akan menikah dengan Arya?" Tanyanya

"Maafkan aku, Donny. Aku hanya ingin kamu bahagia dengan istri dan anakmu tanpa adanya aku sebagai benalu dalam kehidupanmu. Aku pikir itulah caranya agar kamu bisa melepaskan aku.."

"Knapa dengan cara seperti itu, Dinar? Aku berpikir mungkin kamu sudah bahagia bersama Arya. Mungkin kamu sudah memiliki anak. Itu yang selalu aku pikirkan setiap waktu, Dinar. Bahkan untuk pergi ke kota ini sama sebetulnya aku takut mengganggu kebahagiaanmu. Tapi...ternyata kamu tak pernah menikah dengan Arya, dan semua hanya kebohongan semata?"

"Maafkan aku, Donny,, sungguh rasanya hatiku hancur juga tanpa kamu. Berat rasanya aku hidup sendiri tanpa kamu.." aku terisak dan pecahlah tangisku.

Donny meraih kepalaku dan meletakkannya di atas bahunya seperti yang selalu ia lakukan saat aku menangis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun