" Maaf, saya lagi keluar. Nanti saya kabari lagi..!" aku tersenyum puas membayangkan Si Jono yang sekarang mungkin sedang kelabakan mencari uang pinjaman. Sorry, I broke your the one and only hope...Tak lama kemudian si Jono SMS lagi.
"Bos..minta alamat rumahnya dong, saya mau mampir..!" What..?? Benar- benar nekat nih anak. Takkan kubiarkan manusia ini datang menemui suamiku, dan kembali membuat uang kami melayang dengan alasan - alasan yang bisa membuat suamiku jatuh kasihan.
" Aduh, maaf, Jon..Di rumah lagi ga ada siapa- siapa..Istri saya juga lagi keluar. Dan pembantu sedang pulang kampung...!" Kucari alasan yang kiranya cukup meyakinkan.
" Owh..ya udah ntar informasi lagi ya, Bos kalo dah sampe rumah..!" Huh..jangan harap aku membiarkan suamiku luluh dengan alasan, yang entah apalagi yang akan kamu buat kali ini.
20 menit kemudian...
" Bos..gimana ? Udah di rumah belum..? Penting banget nih..!!" Dihh..ini orang, enak aja ngomong pentang penting, mau pinjam uang kok ngotot gini sih..? Giliran bayar aja ogah - ogahan. Arrrgghhh...
" Belum, masih di jalan..!!" Dengan geram kubalas lagi smsnya.
" Masih lama gak Bos..??"
" Lumayan..!" aku tertawa senang. Rasain lo, biar tau bagaimana kesalnya kelamaan menunggu, umpatku dalam hati.  Segala macam jenis setan, jin, dan hantu mungkin sedang bersarang di kepalaku, sehingga membuatku mampu berbuat  setega ini.
Semenit, dua menit , sepuluh menit, sampai akhirnya setengah jam, SMSÂ Jono tak muncul muncul lagi. Syukurlah, hatiku bersorak lega. Kuhapus semua pesan dari dan untuk Jono yang tersimpan di memori HP suamiku. Gawat juga kalau sampai suamiku pulang ke rumah dan menemukanku sedang bersandiwara membalas SMS Si Jono dengan berpura - pura sebagai dirinya.
Tak lama kemudian suamiku pulang. Kulihat di tangannya membawa amplop coklat besar , sepucuk surat, dan sebuah bingkisan besar nan cantik. Dia mengangsurkan semua barang - barang tersebut kepadaku sambil tak henti menatapku dengan pandangan yang sedikit aneh dan tak mampu kudefinisikan. Kubuka amplop coklat yang ternyata berisi tumpukan uang, bingkisan besar tadi ternyata berisi berbagai macam model pakaian untuk dewasa dan anak- anak . Dan yang paling membuatku terkejut adalah sepucuk surat yang nama pengirimnya tak lain tak bukan adalah Si Jono. Orang yang 2 jam terakhir kukerjai, kutipu, dan kumaki habis- habisan karena kupikir dia datang untuk kembali meminjam uang. Ahh...Tuhan..Betapa kecintaanku pada harta dunia telah membuat hatiku hitam dan berjelaga..Astagfirullah...Maafkan aku ya, Jon...?!