****
Dalam pidatonya, di acara rapat kerja nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Rakernas LDII) di Pondok Minhajurrosyidin, Jakarta, Kamis 11 Oktober 2018. capres 02, Prabowo menggunakan slogan "Make Indonesia Great Again".
Sebuah slogan yang dianggap orang menjiplak dari Donald Trump, "Make America Great Again", yang akhirnya menjadi polemik di media massa.
Mungkin, yang dimaksud Prabowo dalam slogan tersebut adalah untuk membangkitkan semangat nasionalisme para pendukungnya membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan hebat. Sebuah niat yang sangat baik jika memang maksudnya kearah itu...
Sayangnya...
Kubu Prabowo menjelaskan slogan tersebut secara bertele tele, melintar melintir kemana mana ga jelas (diminta beli bukunya?).
Yang lucunya, dalam kesempatan itu malah dipakai untuk menyerang pemerintah, padahal pemerintah saat ini sedang sibuk membangun...
Saya curiga ada sesuatu di balik ketakutan itu. Saya ikut khawatir, jika orang-orang ini takut sebab selama ini mereka telah melepaskan mimpi untuk membesarkan Indonesia. Menanggalkan kepercayaan diri bahwa kita bangsa Indonesia tidak hanya mampu jadi tuan rumah di negeri sendiri tetapi juga mampu menjadi negara besar di tengah negara bangsa lainnya.
Mereka yang tidak mau Indonesia jaya, tidak pula ingin tanah air Indonesia untuk bangsa Indonesia adalah para pencari "rente" di balik mandegnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka lah para pengambil untung di tengah-tengah kondisi ekonomi rakyat kita yang buntung. Kita, bangsa Indonesia, seharusnya tidak memberi tempat untuk orang-orang ini.
Para pendukungnya mungkin (mungkin yah...) banyak yang menjadi gagal paham sehingga implementasinya dilapangan justru sangat jauh berbeda, ibarat jauh panggang dari api. Oleh sebab itu beberapa diantaranya keliatan menjadi anti terhadap perbedaan bahkan kearah rasis.
Saya tidak terlalu menyalahkan mereka, karena dalam beberapa kesempatan Prabowo juga sering membuat statement yang lucu dan aneh.
Contohnya, Jika Prabowo terpilih menjadi presiden, Indonesia tidak akan impor barang (Kompas), Indonesia tidak mau berhutang (Detik), Indonesia tidak akan tergantung negara lain (Rmol) dan lain sebagainya. Yang intinya Prabowo ingin menunjukan kepada pendukungnya bahwa ia hebat dan berbeda.