Adalah seorang Senator perempuan bernama Charlie Roan dari calon independen yang mendukung Anti The Purge.
18 tahun yang lalu, Roan dipaksa menyaksikan eksekusi brutal terhadap keluarganya sendiri di malam penjernihan (Penyucian). Setelah itu Roan memasuki arena politik. Tujuan hanya satu, yaitu untuk mengakhiri The Purge.
Senator Charlie Roan maju dari kandidat independen melawan pendeta Edwige Owen, kandidat dari NFFA untuk pemilihan presiden.
Roan merupakan sebuah ancaman besar bagi NFFA, rezim yang sudah berkuasa selama 25 tahun. NFFA yang merasa kuatir dengan adanya Anti The Purge dan Roan, akan melakukan berbagai cara untuk menghentikannya.
Dalam satu perdebatan antar kandidat, SEKALI LAGI DIJELASKAN, BAHWA FILM INI BUKAN FILM TENTANG AGAMA TAPI FILM POLITIK, KEKUASAAN DAN UANG.
Satu hari menjelang Hari Penyucian Diri....
Pemerintah menjawab, apa yang digugat oleh Anti The Purge -bahwa aksi tersebut hanya untuk menguntungkan orang yang berkuasa dan orang kaya saja- dengan cara menghapuskan peraturan pengecualian terhadap pejabat.
Jadi, dengan kata lain, pemerintah membolehkan siapapun boleh dijadikan korban tanpa terkecuali.
Ini adalah cara licik pemerintah untuk membungkam lawannya politiknya. Karena bisa dipastikan yang akan menjadi target peraturan itu adalah Charlie Roan.
Beruntung, Roan mempunyai Kepala Keamanan yang berpihak pada kelompok Anti The Purge. Karena, disaat itu juga pemerintah dengan segala kekuasaan dan uang yang berlimpah, menyewa tentara bayaran untuk memburu Roan. Ia akan dijadikan korban pada ritual Penyucian Diri.