Yang menjadi masalah adalah, mengapa dalam pemuatan berita tersebut Tempo tidak mengkonfirmasi dulu kepada Ahok?
Ini yang aneh. Sebagai media bangkotan yang sudah karatan, Tempo sangat tahu persis, berita tersebut pasti sangat heboh dan rentan digunakan untuk menyerang Ahok, padahal sebelumnya Tempo dalam pemberitaannya terlihat mendukung Ahok.
Lagipula, sudah menjadi suatu kewajiban bagi insan pers, untuk mengkonfirmasi dulu berita tersebut kepada pihak terkait, yang dalam hal ini adalah Ahok.
Tapi mengapa waktu itu Tempo tidak mengkonfirmasi dulu berita itu kepada Ahok?
Dalam pembelaannya Tempo menuliskan...
“Padahal, dalam artikel Koran Tempo pada 11 Mei 2016 yang berjudul Agung Podomoro Seret Ahok, telah disebutkan bahwa Ahok tak menjawab pertanyaan wartawan soal pemerintah DKI meminta PT Agung Podomoro Land membiayai sejumlah proyek. Dalam hal ini, sudah ada upaya reporter Tempo untuk meminta konfirmasi dari Ahok.”
Apakah yang dimaksud Tempo konfirmasi ke Ahok, adalah paragraf ini?
“Ahok tidak menjawab pertanyaan wartawan soal pemerintah DKI meminta PT Agung Podomoro Land membiayai sejumlah proyek, salah satunya penggusuran kawasan prostitusi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Keluar dari gedung KPK, Ahok bergegas menuju mobil dinasnya, Toyota Land Cruiser, sambil dikawal enam orang.”
Sebagaimana kita tahu, bahwa Ahok adalah salah satu gubernur yang paling gampang dimintai tanggapan. Entah ada masalah yang ada kaitannya dengan DKI atau tidak ada kaitannya sekalipun, Ahok sangat mudah memberikan statement. Karenanya ucapan Ahok sering dijadikan peluru untuk menghajar balik.