Lalu bandingkan dengan perlakuan masyarakat terhadap para koruptor. Begitu banyak orang yang menyanjung dan memuja koruptor setinggi langit. Pakai alasan inilah, itulah, beginilah, begitulah dan berbagai macam alasan tetek bengek yang ga masuk akal lainnya. Koruptor, ya koruptor. Mereka nyolong jauh lebih parah daripada copet, maling atau jambret.
Apakah kalau penjambret atau pencopet layak dibunuh? Apa karena hasil dari jambret dan copet ga bisa dibagi bagi, lalu boleh dibunuh? Dan berbeda dengan koruptor yang hasilnya bisa dibagi bagi, maka dipuja puja? Hadeeehhhhh....
Hidup Koruptor....!!!
(Yang bikin miris, ada mantan koruptor yang menjadi calon kepala daerah. Belum lagi kalau diingat, pernah seorang terpidana koruptor yang berada didalam penjara tapi tetap menjabat sebagai Ketua Umum PSSI. Dan setelah keluar tahanan masih menjabat lagi. Hahahaa....)
Ayo pikir dong, Pak, Bu, Oom, Tante, Mbak, Mas...
***
Jika pemerintah dan aparat terus abai terhadap perilaku main hakim sendiri seperti yang dilakukan masyarakat, bukan tidak mungkin kekerasan, atau aksi anarki akan terus menjadi pembenaran.
FPI sudah jelas cuma berani terhadap pihak yang mereka anggap lemah (baca : takut) saja, tapi mereka lari tunggang langgang terhadap yang lebih berani. Masih ingat ancaman FPI terhadap Ahok dan tentang gubernur tandingan? Hahahaa....
Kalau pemerintah terus diam, tanpa tindakan apa apa, FPI akan semakin berani. Karena mereka menganggap pemerintah juga takut.
Maka, sudah saatnya, aparat dan pemerintah harus berani mengambil tindakan tegas terhadap kelompok ini. Pemerintah tidak boleh lagi takut apalagi mendiamkan hal ini terus terjadi tanpa tindakan tegas.
Tangkap dan hukum pelaku berikut provokator yang ada dibelakangnya. Bukan cuma menangkap cecunguknya saja, tanpa mengadili prokator yang sebenarnya. Karena dengan begitu mereka akan tetap menganggap pemerintah lemah.