Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Inilah Sang Putri Jempol

28 November 2015   07:10 Diperbarui: 28 November 2015   10:11 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar suara berisik, di depan rumahnya, Ibu Yerekim terbangun dan membuka jendela kamarnya.

Terlihat sosok tinggi besar berkulit hijau dengan totol hitam disekujur tubuhnya. Bentuk kepala lancip dihiasi dengan dua bola matanya yang besar seperti akan lepas dari kelopaknya. Dibawahnya, bertengger segitiga kecil dengan dua buah lubang, yang mengeluarkan bulu hitam kasar panjang panjang. Kuping lancip dihiasi anting dan mulut yang besar dengan taring mencuat tak beraturan.

Troll, ya dia adalah Troll sang pengganggu...

Segera ibu Yerekim sadar bahwa mahkluk raksasa ini, akan terus mengganggunya dan para tetamu yang ada di rumahnya sepanjang hari.

Mengingat itu, timbul rasa jengkel yang sudah dipendam sejak lama. Ibu Yerekim segera pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan menampung air seninya di dalam ember plastik. Kemudian membawa ember berisi bom kimia cair itu ke halaman rumah, lalu melemparkannya ke arah mahkluk jahil itu.

Kaget mendapat serangan mendadak, sang mahkluk purba menangkis lemparan dengan tangan kirinya, sedang tangan kanannya disembunyikan dibelakang tubuhnya yang sangat besar.

Tidak disangka, ketika bom kimia bertemu dengan tangan mahkluk purba itu, terjadi sebuah ledakan besar bersamaan dengan memancarnya selarik cahaya terang yang menyilaukan. (Ledakannya ada dikisah Heboh Pencuri Misterius)

Ibu Yerekim segera menutup mata dengan kedua tangannya. Ketika suara gemuruh sudah berhenti, ibu Yerekim membuka matanya tapi secepat itu juga memalingkan wajahnya, karena miris melihat serpihan daging berserakan dimana mana.

Bau anyir darah menerpa di sekeliling kampung Kamposaina. Tubuh makhluk purba yang iseng tukang memaki, kini telah hancur berkeping keping, hanya terlihat serpihan daging kecil kecil.

“Lalu apa kaitannya cerita ibu dengan Putri Jempol? potong Ben tak sabar.

“Hahahaahaa...Mas Ben, sudah tidak sabar ya...” Jawab ibu Yerekim dengan menunjukan senyum misterius. “Mas, mau tahu Putri Jempol? Hahahahaha...Yang ada dihadapanmu ini adalah Putri Jempol... “

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun