Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selesai Rebutan Kursi, Sekarang Rebutan Jatah Preman

17 November 2015   10:22 Diperbarui: 17 November 2015   11:02 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ga usah jauh jauh deh, coba liat tuh Buruh, cuma ingin memperjuangkan beberapa ratus ribu tiap bulan aja, harus demo turun ke jalan. Terus, apa ga tau, pengemudi Go-Jek yang mau demo, demi memperjuangkan beberapa puluh ribu aja tiap harinya. Hal yang kaya gini ini, bisa merugikan banyak pihak kan?

Coba seandainya wakil rakyat, yang menganggap dirinya orang yang dipilih oleh rakyat, Menteri, Gubernur atau pejabat lain yang merasa dirinya mewakili pemerintah, mau atau bisa mikir dikit deh, ga terlalu serakah, pasti rakyat negeri ini udah sejahtera.

Bayangin aja deh, berapa banyak uang dimakan sama mafia migas doang? Berapa banyak dari 20% yang diminta oleh anggota DPR dari PT Freeport? Terus kasus Pelindo II yang sampe sekarang keliatannya udah mulai adem ayem. Belum lagi kerugian bangsa ini (catat : ini kerugian bangsa, bukan kerugian negara) akibat ilegal fisihing.

Dari contoh 4 kasus itu aja, seharusnya bisa kita liat bahwa sesungguhnya banyak perusahaan yang mampu memberikan lebih pada tenaga kerja maupun kepada rakyat sekitar, atau sangat banyak sumber saya alam negeri ini, yang kalau dikelola dengan benar, bisa mensejahterakan rakyat.

Lagi lagi, yang menjadi penyebab utama kesengsaraan rakyat adalah faktor keserakahan para pemimpin negeri, yang sudah sangat keterlaluan. Namun, sayangnya, masih banyak dari antara kita –rakyat- yang tidak menyadari akan hal ini, sehingga mau terus menerus “dibodohi” oleh para pemimpin serakah ini.

Masih banyak diantara kita-rakyat- yang mau percaya pada calon pemimpin, yang hanya berbekal janji janji palsu (PHP). Masih banyak diantara kita –rakyat- yang mau memilih calon pemimpin dengan hanya diberi beberapa puluh ribu saja. Masih banyak diantara kita –rakyat- yang merelakan masa 5 tahun ditukar dengan sembako seharga puluhan ribu.

Bahkan lucunya, bukan sedikit diantara kita –rakyat- yang masih mau mendukung, mantan pemimpin yang jelas jelas pernah divonis sebagai koruptor. Padahal disisi lain, banyak diantara kita –rakyat- yang terus berteriak anti koruptor. Ini sebuah dilema.

Dikatakan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 bahwa “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”. Dalam hal ini, tentu semakin jelas bahwa sesungguhnya rakyatlah yang menjadi penentu masa depan bangsa dan negara.

Namun, sekali lagi, sayangnya, banyak diantara kita –rakyat- yang kurang menyadari hak haknya. Kita terlalu fokus dengan pekerjaan masing masing. Kita fokus memikirkan bakul nasi rumah tangga sendiri. Kita malas mengkritik para pemimpin.

(Percuma dikritik, ya sama aja, ga ada perubahan, sama sekali tuh... Ampun dah...Lha, kalau didiemin terus gimana dong...Bukannya malah semakin parah?)

Dan akhirnya, banyak diantara kita yang tidak perduli lagi, mau dibawa kemana bangsa ini oleh para pemimpin. Kita menutup mata melihat keserakahan para pemimpin. Makanya, mereka semakin semaunya sendiri, tidak tahu malu dan semakin berani menunjukan wajah serakahnya di depan rakyat. Mereka tidak merasa sungkan lagi, berebut uang rakyat didepan mata kepala kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun