Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet menanyakan kalau ada diantara petani itu mengatakan “Anjing! Kenapa traktornya diambil lagi” Apa itu penghinaan?
Walau sudah dijelaskan sedemikin rupa, tapi, Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet tidak mau tahu dengan kenyataan yang sebenarnya, seakan akan pernyataan itu adalah ekspresi ungkapan dari petani yang sedang marah. Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, yang tidak pernah baca berita atau memang sengaja memenggal berita pada judulnya saja, bahkan mengatakan supaya ucapannya jangan dipotong, lalu terus melanjutkan ucapannya.
Adalah sebuah kekonyolan, jika Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, sudah tahu bahwa traktor itu dibagikan lagi kepada petani, tapi Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, tetap tidak mau tau dan melanjutkan kata kata makiannya yang amat sangat sopan itu, seakan kata makian itu cermin dari budaya kita dan sah sah saja orang yang marah, memaki seperti itu. Apakah itu menandakan bangsa kita bangsa yang mempunyai budaya tinggi yang luhur?
Apakah karena ingin mendapat tepukan dari penonton atau karena ingin keliatan beda, maka Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, tetap keukeuh tidak mau tau kenyataan yang ada?
Oleh sebab itu, baca dulu beritanya sampai selesai, jadi bisa tau isi berita itu yang sebenarnya. jangan cuma baca judulnya aja lalu membuat kesimpulan... (Petani Ponorogo Kaget Ratusan Traktor dari Jokowi Ditarik Lagi)
Contoh yang kedua...
Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, mengingatkan kembali pada kasus Marsinah, medio Mei 1993 lalu, buruh yang meninggal setelah melakukan demo menuntuk kenaikan upah.
Apa relevansinya kasus penghinaan Presiden dengan kasus Marsinah?
Apakah karena Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, pernah menulis sebuah monolog “Marsinah Menggugat” , seakan akan itu sebuah jasa besar yang telah ditorehkan oleh Yang Terhormat, Ibu Ratna Sarumpaet, yang perlu diingat untuk diagung agungkan lagi?
Contoh yang ketiga...