Pada pertempuran selanjutnya (Tweedaagse Zeeslag), yang terjadi pada tanggal 4 dan 5 Agustus 1666, Kapten Cornelis Tromp tidak mau mematuhi kode yang dikirim oleh Laksamana Michiel. Kapten Cornelis Tromp, malah berperang sendiri senidiri. Akibatnya sangat fatal. Sebagian besar armada pasukan Belanda musnah dibantai pasukan Inggris, tak terkecuali kapal kebanggaan mereka yang baru dibuat.
Laksamana Michiel marah dan memecat Kapten Cornelis Tromp. Dan melarang ikut dalam pasukannya lagi, bahkan Michiel mencela perbuatannya dengan anggapan telah merusak nama baik keluarga Tromp (ini yang belakangan disesalinya sendiri, karena bisa jadi bibit permusuhan).
Sialnya, pada saat yang bersamaan Perdana Menteri Johan de Witt, berani menghukum mati seorang perwira yang dekat dengan pihak kerajaan, karena perwira itu ketauan bernegosiasi dengan kerajaan Inggris. Pangeran William III of England (Egbert Jan Weeber) murka, dan menganggap Perdana Menteri sudah berani terang terangan menentang kerajaan.
Tidak sampai disitu saja keberanian Johan de Witt, karena ia juga ingin mempermalukan Kerajaan Inggris. Johan de Witt berencana ingin mengirim pasukan menyusup masuk ke Inggris untuk memusnahkan armada Inggris!!!
Tidak akan terpikir oleh siapapun, ibarat masuk ke kandang singa, ini sebuah rencana gila yang hebat, brilian dan penuh resiko!!!
Jadi bisa diduga, ketika rencana itu terealisasai. Serangan yang mengejutkan itu berakhir dengan gemilang. Hampir seluruh armada pasukan Inggris berhasil dibakar, bahkan kapal kebanggaan kerajaan Inggris, Royal Charles, berhasil dibawa ke Belanda. Dan ukiran lambang kebesarannya ditunjukan kepada anggota dewan dalam keadaan terbelah!!
Sebuah aksi spektakuler yang sukses mempermalukan kerajaan Inggris. Melihat kehancuran armada perangnya, Pangeran Charles II akhirnya bersedia menanda tangani perjanjian damai dengan Belanda.
*****
Ada sebuah isu yang didengar oleh para penguasa daerah, bahwa pasukan Perancis sedang menggalang kekuatan untuk menyerang Belanda secara besar besaran. Penguasa daerah sangat ketakutan dan minta Perdana Menteri bertindak.
Di sisi lain, Raja Perancis Louis XIV, mengirim seorang utusan perempuan sexy (yang menjadi kesukaan Pangeran Charles II), Louise (diperankan oleh Aurélie Meriel) untuk merayu Pangeran Charles II, supaya mau menghajar Belanda dengan cara meminta bantuan Perancis.
(Padahal, sebenarnya Louis XIV memang berniat bisa menguasai Belanda, tapi pasukan Perancis tidak bisa langsung masuk ke daerah Belanda karena harus melewati daerah Inggris, sedangkan Inggris dan Belanda sudah membuat kesepakatan damai.)