Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benarkah Kompasiana Ajang Sharing And Connecting?

18 Agustus 2014   02:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Semangat menulis dan membaca. Jika kita sering tidak bersemangat menulis, maupun membaca, maka saya sangat menyarankan untuk segera membuka ke Kompasiana. Ini bukan promosi Kompasiana dan juga bukan untuk menyanjung Admin supaya, tulisan ini bisa masuk di tempat terhormat tapi ini adalah yang sejujurnya. Jadi, dengan membuka Kompasiana, kita bisa memilih bahan bacaan yang lebih banyak karena Kompasiana tidak terfokus dalam beberapa kategori saja. Walaupun kita tidak membuat artikel, tapi dengan adanya kolom “Komentar”, itu sudah membuat kita ikut menulis.

4. Menjalin pertemanan di Kompasiana. Dalam banyak tulisan tentang kopi darat atau nangkring bareng bersama Admin Kompasiana, saya melihat bahwa menjalin pertemanan di Kompasiana ini begitu menyenangkan. Karena dalam banyak acara yang sering kali diadakan, kita benar benar bisa bertemu, berkenalan dan berbincang bincang secara langsung, dengan teman teman Kompasianer ini, bukan hanya lewat tulisannya saja. Bisa sangat berguna, karena beberapa saat lagi ada Kompasiner yang bisa melanjutkan ajang perkenalan dan pertemuan di Kompasiana ini ketingkat yang lebih tinggi yaitu pernikahan.

Benarkah Kompasiana Tempat Sharing and Connecting????

Hal ini yang saya sering tanyakan kepada diri sendiri dan juga teman di Kompasiana, untuk menjawab itu saya membuat beberapa kriteria akun di Kompasiana ini

1. Untuk saya bisa belajar, sering kali saya membaca tulisan Kompasianer lain, yang tidak berada dalam list pertemanan saya, jika tulisan itu baik, cocok, maupun yang bertentangan dengan pemikiran saya, maka saya akan memberi komentar atau nilai. Tapi sebelum melakukan itu, saya akan melihat lebih dulu profil sang penulis artikel. Sangat banyak artikel yang bagus, tapi si penulis artikel tidak pernah menjawab komentar yang masuk. Jika kita mau perhatikan, sangat banyak kita temui penulis di kompasiana ini mempunyai karakter demikian. Banyak penulis yang sudah banyak menghasilkan tulisan, tapi sangat sedikit berkomentar. Jadi si penulis dengan karakter ini, hanya menjadikan Kompasiana sebagai ajang “Sharing” saja tanpa “Connecting”.

2. Hal yang sebaliknya terjadi, jika ingin membalas komentar di tulisan saya dari akun yang bukan berasal dari list pertemanan saya, maka, saya juga akan lebih dulu melihat profil akun yang memberi komentar itu, sehingga saya bisa menyesuaikan komentar balasan akun tersebut. Tidak sedikit saya temui, profil akun yang sudah banyak memberi komentar tanpa pernah membuat satu tulisanpun. Akan bisa kita maklumi jika komentarnya baik baik saja, tanpa menhujat. Tapi, sangat banyak akun, yang kerjanya memberi komentar, hanya berupa copy paste entah dari mana. Akun tersebut hanya menyebarkan komentar copy paste berisi hujatan saja. Akun inilah yang agak menggangu segala kenikmatan dan kemesraan kita dalam “Sharing And Connecting”.

3. Akun yang hanya membuat tulisan dan membalas komentar dilapaknya saja tanpa pernah mau berkomentar dilapak teman temannya. Akun dengan kriteria semacam ini, bisa sangat kita mengerti karena banyak alasan untuk yang menyebabkan bisa seperti itu. Entah belum mengerti, entah sibuk, entah cuma membaca artikel teman saja dll

Tulisan Dibalas Dengan Tulisan.

Dalam membuat sebuah artikel opini, seringkali kita bertabrakan atau ada pendapat yang berbeda dengan pendapat kita, jadi untuk bisa menyanggah pendapat tulisan orang, memang sebaiknya dibuat tulisan sanggahan, daripada berdebat yang tidak akan ada habisnya.

Cuma kadang kala, hal itu sering kali terlihat seperti kebablasan, karena sering kali dalam membuat tulisan sanggahan, terselip kata kata menghujat yang kurang enak untuk dibaca, terutama jika hal itu menyangkut SARA. Dalam hal ini, saya mengapresiasi tindakan Admin Kompasiana untuk menghapus kanal Agama, walaupun tampaknya tindakan tersebut belumlah cukup, karena tulisan tentang saling menghujat Agama masih banyak kita jumpai, bertebaran di Kompasiana ini.

Kita memang bisa memilih untuk tidak membaca tulisan tersebut tapi, bagaimana dengan orang lain yang membacanya? Lalu menjadikan tulisan itu sebagai bibit permusuhan yang kalau "dipelihara" terus akan berakibat sangat fatal kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun