Mohon tunggu...
Mike Reyssent
Mike Reyssent Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia

Kejujuran Adalah Mata Uang Yang Berlaku di Seluruh Dunia Graceadeliciareys@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apa yang Salah dengan Tukang Bubur?

11 September 2014   06:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:02 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1410364816219101048

[caption id="attachment_358412" align="aligncenter" width="600" caption="http://culinary-comer-bem.blogspot.com"][/caption]

Dalam beberapa hari ini, saya  banyak membaca berita di beberapa media online, tentang alih profesi yang sudah dilakukan oleh mantan anggota Brimob, Norman Kamaru menjadi Tukang Bubur di lingkungan, Kalibata City, Jakarta Selatan.

Semua orang sudah tahu, bahwa Norman Kamaru menjadi terkenal karena aksi nyanyi lagu India, "Caiya Caiya" dan berjogetnya yang di upload di media sosial Youtube beberapa tahun lalu.  Pada waktu itu, hampir seluruh  media tanah air, begitu getol dan gila gilaan  mem "Blow Up" aksi nyanyi dan joget Norman, yang masih menyandang status sebagai anggota Brimob tersebut. Tak urung nama Norman Kamaru  yang  masih berpangkat Briptu itu, menjadi sangat terkenal di dunia hiburan.

Media tipi nasional, seakan tidak mengerti, bahwa saat itu status Norman Kamaru masih prajurit aktif yang terikat oleh tugas kenegaraan, lalu menawarkan wawancara kesana kemari, selain itu Media tipi juga mengajak Norman,  supaya  bisa mengisi acaranya untuk bernyanyi dan berjoget dengan masih mengenakan atribut Brimob.

Memang, saat itu media terlihat, seakan akan telah memberi ruang dan kesempatan kepada Norman untuk bisa menyalurkan bakatnya, tapi apakah orang orang yang berkecimpung di media tidak mengerti jika pada saat yang bersamaan Norman masih terikat oleh tugas Negara dan sumpah prajurit?

Media hiburan telah mengiming imingi seorang prajurit lapangan, yang sedang bertugas dengan madu dan kue yang kelihatan begitu enak dan nikmat, tanpa berpesan bahwa di balik madu dan di dalam kue  tersebut, terdapat sebuah racun yang bisa membuat rusak karir dan kehidupan yang telah di cita citakan selama ini.

Media hiburan telah mengiming imingi, seorang prajurit Brimob berpangkat Briptu dengan uang dan ketenaran. Hati siapa yang tidak tertarik,  jika terus menerus dibujuk dan diming imingi bayangan yang begitu menggiurkan seperti itu?

Jangankan hanya seorang Norman Kamaru yang awalnya memang bukan dari seorang yang berpendidikan tinggi, dan memang berasal dari keluarga biasa saja, sangat banyak orang yang juga berpendidikan tinggi, berpangkat jauh lebih tinggi dari Norman Kamuru yang Briptu itu, akan tergiur oleh yang namanya uang atau harta!!!

Dalam usaha meraih impiannya, pekerjaan atau pilihan yang dilakukan Norman Kamaru saat itu, adalah sah dan halal, coba jika kita bandingkan dengan para pejabat, yang dalam usaha meraih keinginannya dengan cara mencuri hak rakyat.

Karena tergiur mendapat iming iming yang seperti itu, seorang prajurit Brimob dengan pangkat Briptu, bernama Norman Kamaru mendapat sebuah pilihan yang sulit.

Hidup itu pilihan, dan "mungkin" saat itu, pilihan Norman Kamuru untuk dipecat dari dinas kepolisian dan beralih profesi menjadi artis, adalah suatu pilihan yang kurang benar dan kurang tepat. Karena walau bagaimanapun ia telah melanggar sumpah prajuritnya dan Norman juga telah menyesali tindakannya tersebut.

*****

Teringat tentang tukang bubur ayam ini, ada contoh di Tangerang, kota tempat dimana saya tinggal, ada satu keluarga yang semuanya berdagang bubur ayam dan mereka bisa dibilang lumayan sukses. Diawali oleh sang ayah yang berdagang bubur ayam, sekarang anak anaknya semua berdagang bubur ayam, saya tahu hal ini, karena saya beberapa kali ngobrol dengan tukang bubur itu.

Di Tangerang, Bubur Ayam Spesial Keluarga (maaf bukan promosi ya...), yang saya tahu saja, sudah ada di lima tempat.  Di Jalan Karawaci, Di Jalan Gatot Subroto ( Jln Raya Serang), Di Perumahan Taman Cibodas dan ada 2 buah lagi di Kisamaun Pasar Lama Tangerang.

Pernah suatu kali,  saya menanyai kepada tukang Bubur Ayam Keluarga yang berada  di Jalan Kisamaun, Pasar Lama, tentang latar belakang pendidikannya dan mengatakan bahwa mereka  yang berdagang Bubur Ayam Spesial  Keluarga  semuanya adalah lulusan universitas dan mempunyai gelar sarjana!!!

Walaupun mereka sudah mempunyai gelar Sarjana, tapi mereka lebih memilih untuk berdagang bubur ayam daripada bekerja, karena penghasilan dari berjualan bubur ayam lebih menjanjikan daripada bekerja selain itu, mereka mempunyai prinsip yang sama yaitu, tidak mau diperintah orang lain. Kesuksesan dari berdagang bubur ayam ini, telah dibuktikan oleh orangtuanya yang  telah sukses memberikan pendidikan yang cukup untuk semua anak anaknya.

******

Pilihan telah ditentukan oleh Norman Kamaru dan dia sudah gagal dalam persaingan,untuk bisa menjadi artis terkenal di kancah dunia hiburan tanah air. Menurut saya "seharusnya" Norman Kamaru tidak perlu menyesali tindakan yang sudah dilakukannya karena semua itu adalah pilihannya.

Berapa banyak diantara kita juga sering mendapat tantangan dan ujian seperti itu? Berapa banyak diantara kita yang sepanjang hidup, terus monoton,  tanpa mendapat kesempatan untuk bisa memperbaiki taraf hidupnya sekalipun!!! Bisa dilihat, berapa banyak diantara prajurit dan pejabat ketika menghadapi sebuah keputusan sulit lalu berakhir di penjara? Begitu juga di dunia keartisan yang serba glamour itu, berapa banyak yang keluarganya hancur berantakan?

Jadi, walaupun Norman telah gagal dalam dunia keartisan, justru seharusnya Norman berterima kasih dan bersyukur karena sudah bisa mendapat kesempatan seperti itu dan mencoba meraih kesempatan yang jarang orang bisa dapatkan. Dan Norman bisa  keluar dari ujian itu, dalam keadaan baik baik saja. Sekarang, tetap bisa berkumpul bahagia dengan keluarganya dan tetap bekerja dengan normal.

Norman Kamaru adalah cermin dari diri kita sendiri,dan mungkin dalam waktu dekat, kita tidak dapat melupakan nama dan pilihan yang dilakukan oleh Norman Kamaru dari ingatan.

Catatan : Lagi lagi media telah berperan begitu besar untuk bisa mengubah kehidupan seseorang. Jadi media jangan lagi membuat berita yang bernada "miring" terkait profesi yang sudah dipilih oleh Norman Kamaru. Sebagai masyarakat, kita harus saling mendukung satu sama lain dan membangkitkan semangatnya.

Salam Damai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun