Bagaimana jika kalau ada Walikota, Camat, Lurah bahkan ada RW , RT dan warga tandingannya, nanti ada yang ga setuju sama Gubernur tandingan Fakhrurozy dan Gubernur yang resmi Ahok, apa nanti mau dibikin lagi Walikota, Camat, Lurah, RW, RT dan bahkan rakyat Tandingan Kwadrat? Hahahaha....
Konyol ,lucu dan terkesan ga mikir sedikitpun kan???
Belum lagi kalau kita bicara soal uang atau anggarannya...
Nah, ini nih yang rada rada sensi dikit...Karena kalau soal duit selalu aja ada yang sensi kan?
Untuk biaya operasionalnya atau gaji pegawai Gubernur berikut jajaran anak buahnya, darimana duitnya? Terus, buat pembangunan dan segala macam tetek bengeknya lagi yang masuk dalam APBD? Hayo...Apa mereka mau ambil dari Anggaran DKI yang sekarang atau mereka bikin lagi DPRD nya, buat merancang anggaran lagi serta mungut pajak lagi dari rakyat?? Atau apakah FPI mau keluar uang anggaran DKI dari kantong sendiri???? Wakakakaka...
Syukur syukur kalau FPI mau keluarin anggaran belanja DKI dari kantong sendiri, mungkin itu nanti bisa didukung oleh rakyatnya yang baru, karena rakyatnya ga akan bayar pajak, restribusi dan lain lain lagi deh...
Dan mengenai daerah kekuasaannya...
Daerah bagian mana aja yang menjadi daerah kekuasaan Gubernur DKI tandingan dan daerah mana aja yang menjadi daerah DKI yang resmi? Apa daerah rumah Habib Rizieq Shihab dan Fakhrurozy itu doang? Wkakakakaka...
Semua jadi ruwet, ngawur tapi bikin ngakak..
Jadi bisa dibilang, kelakuan FPI membuat Gubernur DKI tandingan, ibarat anak ABG yang sedang cari identitas diri, cari perhatian doang . Biar orang orang tau bahwa mereka itu ada. Atau bisa juga seperti anak Balita saya yang baru belajar ngomong, masih sering bikin ngakak kalau ngomong...
Semua masalah tandingan tandingan seperti ini, sebaiknya ga perlu dianggap serius. Anggap aja semacam selingan penghilang rasa mumet dan stress disaat suasana politik di negeri ini masih hangat terus...