LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Â
Lokasi
SMK Negeri 1 Mandiraja, Jl. Raya Glempang Mandiraja Banjarnegara
Lingkup Pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tujuan yang ingin dicapai
Peserta didik dapat memilih pilihan pribadi dan menciptakan kondisi pembelajaran baru bagi konseli, dengan bantuan dari konselor
Peserta didik mampu membentuk perilaku yang di harapkan melalui kontrak perilaku
Penulis
Mike Susanti, S.Pd
Tanggal
19 Januari 2023
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Setelah dilakukan pendalaman informasi melalui teman sebaya, dan murid yang bersangkutan didapati hasil bahwa peserta didik merasa bingung dan tidak yakin dengan apa yang dijalaninya sekarang. Peserta didik merasa sekolah hanya menjalankan sebuah kewajiban tanpa punya tujuan yang jelas kedepannya. Peserta didik merasa tidak berkompeten dalam penjurusan yang diambil. Selain itu dari sisi keluarga Peserta didik merasa keluarga tidak pernah peduli atas pencapaian belajarnya, dan masa depannya. Kondisi ini perlu segera ditangani agar onseli dapat segera kembali produktif dan fokus dalam proses pembelajarannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan SFBC dengan menggunakan teknik Miracle Question dan Scaling Question dapat diterapkan untuk membantu konseli dalam menyelesaikan permasalahannya.
Peran dan tanggung jawab sebagai guru bk adalah membantu konseli untuk menyadari membangun kemampuan konseli dalam menentukan tujuan pribadi dengan mindfulness dan kemampuannnya sendiri.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Tantangan dalam mencapai tujuan praktik ini adalah ruang konseling kurang kondusif.
Dalam kegiatan ini melibatkan guru BK dan konseli.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah - langkah untuk menghadapi tantangan adalah guru bk akan memilih atau menyiapkan tempat yang lebih kondusif dan nyaman untuk melakukan konseling indivdu selanjutnya.
Strategi yang digunakan dalam melakukan layanan konseling individual menggunakan metode SFBC ( Solution Fokus Brif Counseling) dengan teknik Scaling Question dan Miracle Question. Yaitu dengan membangun komunikasi yang diarahkan untuk mengembangkan dan mencapai visi solusi konseli dengan berfokus pada masa kini dan masa depan dari pada masa lalu, guru bk memberikan pujian, memvalidasi apa yang sudah dilakukan konseli dengan baik, dan mengakui sulitnya masalah yang mereka hadapi (memahami), serta mendorong konseli untuk berubah. Kemudian mengajukan miracle question, guna membantu konseli untuk menggambarka langkah-langkah kecil, realistis dan dapat dilakukan sesegara mungkin. Setelah itu menggajukan scaling question untuk mengetahui hasil dari konseling yang sudah dilakukan. Proses ini hanya melibatkan konseli dengan guru bk. Sumber daya yang diperlukan untuk melakukan strategi konseling ini adalah pentingnya ketrampilan guru bk untuk menemukan dan mengemukakan pertanyaan yang berbobot yang mampu membuat konseli mengungkapkan dan menemukan permasalahan beserta solusi oleh dirinya sendiri.
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Â Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Konselor mampu menerapkan pendekatan SFBC dalam layanan konseling individu.
Konseli mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialaminya, sehingga mampu menentukan solusi.
Konseli menjadi lebih tertarik untuk mengikuti layanan BK selanjutnya.
Guru bk dapat mengetahui dan dapat merefleksikan diri tentang apa yang telah dilaksanakan.
Hasil dari kegiatan yang dilakukan kegiatan berjalan dengan efektif, ketercapaian tujuan layanan dapat dilihat dari pengisian lembar evaluasi.
Respon orang lain terkait strategi yang dilakukan sudah baik, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi konseli.
Faktor keberhasilan strategi:
Pihak terkait mendukung kegiatan layanan konseling individu.
Konseli mampu mampu menemukan solusi untuk permasalahan yang dihadapinya.
Konseli mampu menentukan langkah yang akan diambil untuk menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan konseling berjalan dengan lancar.
Pembelajaran dari keseluruhan proses konseling yang dilakukan adalah, guru bk sebagai konselor harus mampu menciptakan pertanyaan dan penyataan berbobot, sehingga mampu mendorong konseli berpikir logis dan optimis dengan kemampuan yang dimilikinya untuk kemudian dapat membangun solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H