Sekarang kita membahas tentang salah satu contoh budaya masyarakat yang ada dan sudah lama di Indonesia, yaitu "Sadulur Papat Lima Pancer". Sadulur Papat Lima Pancer berasal dari Bahasa Jawa dan di setiap daerah memiliki pengertian yang sama walaupun berbeda kata atau bahasa daerah. Dalam bahasa Indonesia kata "Sadulur Papat Lima Pancer" memiliki arti empat saudara menjadi lima sebagai pusat nya. Atau pengertian lainya yaitu bentuk kesatuan wujud manusia ketika manusia lahir ke dunia. Istilah ini sangat di yakini oleh penganut kejawen sebagai warisan budaya dari sunan kalijaga pada abad 15 -- 16.
Sedulur papat lima pancer merupakan teman gaib yang menemani manusia, dari mulai di dalam kandungan hingga lahir dan meninggalkan dunia menurut primbon Jawa, ini merupakan nasihat dan wejangan dari para leluhur untuk menjadi panutan bagi anak, cucu dan generasi selanjutnya.
Jadi siapa saja yang ada dan termasuk dalam sedulur papat lima ini, menurut Primbon Jawa disebutkan ada beberapa yaitu :
- Air Ketuban
Ini sebagai Kakak Tertua  yang melindungi kita sebagai bayi dalam kandungan.
- Ari Ari
Ari Ari atau plasenta sebagai penjaga pengantar kita ke bumi.
- Darah
Darah di sini bertugas sebagai penolong dan pelindung kita untuk membantu menemukan jati dari dan mencari jalan kehidupan buat kita.
- Puser
Puser bertujuan sebagai penghubung anatara Ibu dan Anak dalam kandungan, karena puser sebagai tempat kita mendapat makan.
- Tubuh
Tubuh ini sebagai wujud kita dan ditemani oleh empat malaikat yaitu malaikat Jibril, Isrofil, Mikail dan Ijroil dengan tugas masing -- masing.
Sadulur papat lima pancer itu sebagai penjaga kita, menemani kita sebagai teman gaib yang berada di sebelah kiri, kanan, depan dan belakang. Dalam Primbon Jawa juga disebutkan beberapa cara menjaga dan merawat sedulur papat lima pancer ini. Berikut adalah beberapa caranya :
- Puasa Weton
Puasa weton merupakan puasa pada hari kelahiran kita, jadi saat hari kelahiran kita di tanggal itu kita melakukan niat puasa kita.
- Meditasi (Wiridan)
Yaitu mendekatkan diri kepan Tuhan Yang Maha Esa dengan meditasi  untuk mendapat ketenangan diri dan batin.
- Bubur Merah Putih (Jenang Sengkolo)
Ini sebagai wuuju atau simbol memberikan sedekah atau rezeki Kepada Tuhan.
Semua ini mengajarkan kita dalam filosofi kehidupan agar kita selalu mawas diri dan bersikap bijaksana dalam segala tindakan dan perbuatan kita. Kita juga sebagai manusia harus tetap ingat kepada pencipta kita. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti beribadah, melakukan kebaikan dan selalu mengingat bahwa Tuhan maha tau dan Dia mengawasi segala tindakan kita. Jadi Sedulur papat lima pancer ini merupakan salah satu kearifan lokal yang turun temurun diketahui dan ini menjadi pedoman kita bagi masyarakat lokal yang mempercayainya.
Pada persepsi moralitas dan spiritualitas, orang yg memiliki pencerahan Sedulur Papat Kalima Pancer dapat dimaknai menjadi orang yg mempunyai etika tinggi. Etika ini meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dalam banyak sekali korelasi serta perannya pada masyarakat. dalam famili, pekerjaan, pendidikan, kerohanian, kesehatan maupun korelasi-korelasi sosial lainnya. banyak orang mengklaim dirinya sukses, akan tetapi hanya pada usaha saja, sedangkan rumah tangganya berantakan, tubuhnya sakit-sakitan, jiwanya stress. Ini bukan sukses yg sejati.
Falsafah Sedulur 4 Ka-lima Pancer artinya falsafah dasar yang kemudian dapat dikembangkan pada banyak sekali pakem-pakem Jawa. misalnya pakem ihwal hari-hari Jawa, yaitu pasaran Legi (Timur), Pahing (Selatan), Pon (Barat), Wage (Utara) serta Kliwon (Tengah/pusat). pada tradisi pewayangan pula dikenal tokoh Punakawan: Semar, Petruk, Gareng, Bagong yg menemani serta melayani tokoh sentra yaitu Arjuna. Hal ini pula menggambarkan keempat kuda pada kereta perang Arjuna yang dikendalikan sang kusirnya yaitu Krisna. pada periode Islam Jawa, dikenal jua keyakinan ihwal malaikat penyerta yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, dan Ijro'il yang akan membawa seseorang mencapai Sidrathul Muntaha atau menyertai hidup manusia sampai mati menghadap pada sang ilahi.
mirip yg sudah-telah, falsafah Jawa selalu sarat dengan perlambangan, sehingga ia kaya akan interpretasi tanpa mengeliminir substansi-nya. Demikian jua falsafah Sedulur 4 Ka-lima Pancer, secara normatif bisa berupa perlambangan buat makna yg jauh labih hakiki. Sedulur 4 menggambarkan elemen dasar dalam diri manusia (ego) yaitu Cipta, Rasa, Karsa serta Karya.
CIPTA artinya pikiran, asal berasal segala nalar, idea, khayalan, kreativitas dan ambisi. Pikiran adalah manipulasi otak atas gosip buat menghasilkan konsep, penalaran serta pengambilan keputusan.