Mohon tunggu...
M. Ikbar Nariswara
M. Ikbar Nariswara Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mantan Jurnalis Kampus yang sampai sekarang masih menulis tulisan-tulisan ringan dengan berbagai topik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jum'at yang Indah

5 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 5 Mei 2024   14:30 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jum'at siang kala itu

Selepas dari masjid samping kos

Aku bergegas menuju ke sebuah tempat

Begitupun awan yang cerah itu, bergegas pergi meninggalkan kota Solo

Hujan sempat membasahi sekujur tubuhku, sampai menghalangi penglihatan ku

Aku sempat berfikir, kenapa Tuhan menghalangi kebahagiaan ku

Ada tempat berteduh tak jauh didepan sana

Dengan jas hujan di badan, aku melanjutkan perjalananku 

Tak lama dari situ, aku sampai di rumah seorang wanita, namun itu bukan tujuanku 

Wanita dengan rambut di atas bahu dengan matanya yang bulat, bulu alisnya yang hitam pekat 

Di tambah tangannya seputih salju, dagunya yang lancip membuatku tak henti-hentinya memandangi wajah cantiknya 

Tak lama kemudian, secangkir kopi hangat datang di depanku, yang dibuat dari tangan wanita itu 

Sembari menunggu hujan bosan membasahi, aku menikmati setiap ucapan yang keluar dari wanita itu

Mimik wajahnya yang cantik membuat ku larut di lautan senyumannya

Sampai hujan pun bergerak pergi tak sanggup melihat kecantikannya

Aku melanjutkan perjalanan bersama wanita itu, dengan air yang masih menggenang di jalanan

Kami menikmati obrolan disetiap perjalanan diatas ketinggian 1000 MDPL.

Angin pun sepertinya cemburu dengan kedatangan kita

Tak henti-hentinya angin menghembuskan badai kearah kami

Seolah-olah memberikan pertanda bahwa kami harus segera meninggalkan tempat itu

Kami pun menangkap sinyal itu dengan datangnya segerombolan orang yang menyuruh kita turun dari ketinggian itu 

Setelah hampir kami meninggalkan ketinggian itu, aku baru menyadari bahwasanya tujuan yang indah itu disaat aku sampai di rumah wanita itu. 

Ternyata suatu yang indah itu bukan hanya yang bisa dilihat dari mata, tapi kita bisa merasakannya dari semua indra yang ada. Dan aku bisa merasakannya di saat aku dekat dengan wanita itu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun