Di tambah tangannya seputih salju, dagunya yang lancip membuatku tak henti-hentinya memandangi wajah cantiknyaÂ
Tak lama kemudian, secangkir kopi hangat datang di depanku, yang dibuat dari tangan wanita ituÂ
Sembari menunggu hujan bosan membasahi, aku menikmati setiap ucapan yang keluar dari wanita itu
Mimik wajahnya yang cantik membuat ku larut di lautan senyumannya
Sampai hujan pun bergerak pergi tak sanggup melihat kecantikannya
Aku melanjutkan perjalanan bersama wanita itu, dengan air yang masih menggenang di jalanan
Kami menikmati obrolan disetiap perjalanan diatas ketinggian 1000 MDPL.
Angin pun sepertinya cemburu dengan kedatangan kita
Tak henti-hentinya angin menghembuskan badai kearah kami
Seolah-olah memberikan pertanda bahwa kami harus segera meninggalkan tempat itu
Kami pun menangkap sinyal itu dengan datangnya segerombolan orang yang menyuruh kita turun dari ketinggian ituÂ